Incinews.net
Selasa, 08 Agustus 2023, 10.58 WIB
Last Updated 2023-08-30T04:05:20Z
EkonomiJakartaNTBNTBgemilangPemerintahanPertanian

Kementan Minta Masyarakat Tak Panik Terhadap Dampak El Nino, Namun Tetap Harus Waspada

Foto : Karo Humas dan Informasi Publik Sekretariat Jenderal Kementan Kuntoro Boga Andri saat berdiskusi dengan Dinas Pertanian Provinsi NTB dan media dari Mataram di Gedung Kementan.


INSAN CITA (inciNews.net) JAKARTA -

Kementerian Pertanian (Kementan) RI meminta masyarakat tak panik dengan adanya ancaman perubahan iklim dan El Nino yang melanda Indonesia tahun ini. Meski demikian, kewaspadaan harus tetap ada lantaran kondisi tersebut berpotensi mempengaruhi produksi pertanian.

El Nino sendiri adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo saat ini banyak berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia untuk menggelar rakor El Nino untuk mengantisipasi dampak dari fenomena alam ini.

Ada sejumlah dampak yang bisa ditimbulkan oleh El Nino bagi pertanian. Di antaranya yaitu kekeringan yang berdampak pada kurangnya hasil panen. Selanjutnya gangguan musim tanam yang dapat menyebabkan penundaan penanaman hingga kegagalan panen.

"Dampak El Nino juga bisa berupa penyakit dan hama, penurunan kualitas tanaman serta ketakstabilan pasar," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri saat berdiskusi dengan Dinas Pertanian Provinsi NTB dan media dari Mataram di Gedung Kementan, Senin (7/8) kemarin.

Kuntoro mengatakan, Indonesia sudah berulangkali mengalami kondisi El Nino dan semuanya bisa diantisipasi dengan baik. Di tahun 1997 silam misalnya tercatat menjadi salah satu El Nino yang sangat kuat, namun Indonesia bisa melewatinya. 

Di tahun ini, kondisi El Nino masuk kategori lemah sehingga tak terlalu mengkhawatirkan. Namun yang menjadi tantangan adalah perdagangan global yang sedang tidak baik-baik saja. Di mana  banyak kekurangan pangan terutama di Afrika dan Asia Selatan. Di tambah lagi dengan perang Rusia, gejolak harga minyak dan perdagangan yang membuat banyak negara menahan bahan pangan.

"Apakah NTB perlu waspada? Tentu perlu waspda sebab Agustus hingga Oktober 2023 masih musim kemarau," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Kuntoro memberikan sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menghindari dampak El Nino bagi pertanian. Pertama adalah mempercepat musim tanam dengan tanaman yang bervariasi untuk mengejar sisa hujan.

"Selanjutnya yaitu memperkuat stok pangan. Di mana neraca pangan kita aman sampai akhir 2023. Baik yang
ada di pedagang maupun penggilingan. Stok pangan kita surplus sampai 2 juta ton," tegasnya.

Hal lainnya yaitu perlu penambahan 500 ribu hektare luas tanam baru pertanian di Indonesia dengan proyeksi hasil 3 juta ton beras. Inilah yang sedang dilaksanakan oleh Kementan dalam tiga bulan terakhir. 

"Lokasinya akan difokuskan di daerah-daerah yang memiliki air. Seperti penanaman di rawa lebak. Daerah ini banyak terdapat di sebagian Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan," ujarnya.

Kemudian kebijakan yang perlu dilakukan yaitu penguatan promosi diversifikasi pangan seperti sorgum, ubi kayu dan lainnya serta menggalakkan penanaman di lahan-lahan pekarangan.