Incinews.net
Selasa, 03 Agustus 2021, 00.25 WIB
Last Updated 2021-08-02T16:44:03Z
GubenurMataramNTB

Gubernur NTB: Pemerintah Ingin Selalu Hadir Saat Masyarakat Kesulitan

Foto: Gubenur NTB dan Pedagang Lapak Ampenan Kota Mataram.


____Gubernur Respon Cepat Keluhan Pedagang Lapak Ampenan___

MEDia insan cita, Mataram: Patut kita apresiasi dan acungi jempol, kenapa tidak, sikap Gubernur Dr Zulkieflimansyah ketika mendengar keluhan para pedagang lapak ditengah situasi Pandemi, beliau langsung meresponnya. Keluhan para pedagang tersebut dengan cara mengkibaran bendera putih sebanyak 103 pedagang tepatnya di eks pelabuhan Ampenan Kota Mataram NTB.

"Kami hadir memberikan solusi kesulitan pedagang karena berkurangnya pendapatan di masa pandemi ini", ujar pria kelahiran sumbawa yang akrab disapa Bang Zul ini saat menemui para pedagang di pantai Ampenan, Senin (2/8/2021). 

Dikatakan Bang Zul, kondisi pandemi dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan situasi dilematis bagi masyarakat. Meski di sisi lain kerumunan pengunjung dan masyarakat harus dikendalikan namun penghasilan yang diandalkan untuk kebutuhan hidup tak lagi mencukupi. 

Pemerintah provinsi seperti dikatakan Bang Zul memahami kondisi di lapangan dan ingin selalu hadir saat masyarakat dalam kesulitan. 

Sementara itu, Kepala Lingkungan Melayu Bangsal, Sumini mengatakan, kibaran bendera putih dibenarkannya sebagai tanda menyerah. Hal itu karena pedagang yang juga warga kampungnya selain tak mendapatkan pemasukan memadai selama pandemi juga mengalami tekanan dari pihak bank dan koperasi karena tak membayar angsuran pinjaman. 

"Menurut saya sudah sangat berlebihan dan merasa pihak bank dan koperasi tidak mau tahu kondisi kami karena berkurangnya penghasilan", ujar Sumini. 

Ia mengatakan, pinjaman rata-rata sebesar tiga juta itu dipaksakan dibayar oleh pedagang meski ia telah memberikan surat rekomendasi sebagai pejabat lingkungan yang menjamin urusan pinjaman para pedagang dikembalikan dengan pembayaran angsuran yang tertunda karena berkurangnya omzet penjualan. 

Selain sepi pembeli, pedagang juga harus memenuhi kebutuhan sehari mulai dapur sampai biaya anak sekolah. 

"Kami sangat berterimakasih atas kunjungan pak Gubernur. Semoga kali ini, janji bantuan dari beberapa instansi benar benar diberikan bukan hanya iming iming seperti kemarin", ujarnya. 

Saat itu, Bantuan langsung yang diberikan berupa paket sembako dan uang tunai sebesar Rp 200 ribu dari Baznas dan bantuan pinjaman qordoh hasanah melalui mesjid sebesar Rp 3 juta per pedagang. Bank NTB Syariah melalui program Mawar Emas juga menyalurkan pinjaman syariah sebesar Rp 1 juta per pedagang dan Dinas Koperasi melalui bantuan UMKM memberikan bantuan Rp 1 juta per pedagang.

Sedangkan OJK berjanji akan melakukan mediasi ke bank bank yang memberikan pinjaman para pedagang. 

Selain itu, Indari, ketua Asosiasi Pedagang Lapak Pantai Ampenan mendapatkan bantuan pribadi uang tunai 2,2 juta dari Gubernur karena lapak yang hancur dan hanyut karena banjir pasang air laut.

Usai pertemuan, pedagang langsung didata dokumen resmi seperti KTP, surat keterangan usaha dan data besaran pinjaman serta nama bank peminjam. 

Indari, warga yang juga ketua asosiasi pedagang mengaku sangat mensyukuri kehadiran Gubernur dan mengapresiasi respon cepat pemerintah. Namun demikian, ia meminta para pedagang tidak hanya menuntut hak tapi juga melaksanakan kewajiban  mengembalikan bantuan pinjaman yang diberikan. 

"Saya juga menghimbau para pedagang agar menaati awig awig (aturan) antar pedagang dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan", katanya. 

Ia menjelaskan, sejak PPKM berlaku, para pedagang yang semula mulai berjualan dari pukul 17.00 sampai 22.00 Wita harus menutup lapak pukul 19.00. Kondisi ini dikatakannya membuat para pedagang menyerah   karena jam buka yang singkat dan sepinya pembeli. (Red/O'im)