Incinews.net
Jumat, 30 Oktober 2020, 02.17 WIB
Last Updated 2020-10-29T18:20:41Z
MataramNTBPilkada

Gagasan Selly-Manan (SALAM) Paling Kongkrit dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Mataram

Foto: Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram Nomor Urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM) saat tampil dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Mataram. (ist/O'im)

Mataram, incinews.net: Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram Nomor Urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM) tampil elegan dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Mataram, Kamis malam (29/10/2020) di Mataram.

Gagasan pasangan SALAM dinilai paling kongkrit dengan ide-ide program yang realistis dan terukur 

Calon Walikota Mataram, Selly Andayani membuka pemaparan program SALAM dengan mengupas sejumlah permasalahan yang ada di Kota Mataram.

"Mataram hari Ini masih diselimuti dengan berbagai masalah. Akses pendidikan, kesehatan, kemiskinan, kesenjangan ekonomi," katanya.

Selain itu, masih ada lebih dari 5 persen angkatan kerja yang menganggur, ribuan keluarga belum memiliki rumah. Bahkan masih ada balita yang kurang gizi.

"Mataram butuh perubahan. Butuh keadilan dan pemerataan pembangunan, serta rasa kebahagiaan warganya. Pasangan SALAM hadir sebagai solusi 5 tahun ke depan," tegas Selly Andayani.

Untuk mengurai semua masalah itu, SALAM maju dengan visi yang jelas, yakni Menghadirkan Peradaban Baru Yang Maju, Berkah, dan Cemerlang, Berbasiskan Gotong Royong.

"Kami ingin hadirkan Mataram sebagai Kota Madani (Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur). Kota yang Maju, terdepan, terbaik, teladan, unggul di segala bidang. Dan setiap warganya hidup Sejahtera, Bahagia Lahir dan Batin," katanya.

Ia menegaskan, pasangan SALAM bertekad menciptakan pemerintahan  terbaik, bersih dan terbuka. 

"Kami pastikan semua birokrasi bekerja, jujur, ikhlas dan sungguh-sungguh, dengan kami memberikan contoh teladan," tukas Selly.

Ia memaparkan, dengan semangat nilai kebajikan, SALAM akan menghadirkan Kebijakan Pembangunan di Kota Mataram yang melindungi semua warganya terutama berpihak pada Fakir Miskin, Lansia, Anak Terlantar, kamu Perempuan,  Penyandang Disabilitas.

SALAM akan berlaku adil bagi semua warga dengan menghadirkan Program 1 Keluarga 1 Sarjana, 1 Keluarga 1 Lapangan Usaha, 1 Warga 1 BPJS, 1 Lansia Pra-KS 1 Rantang Salam.

"Kami juga pastikan Generasi Muda memiliki wirausaha, berprestasi di segala bidang baik itu Agama, Seni Budaya, Olah Raga dan lainnya," katanya.

SALAM akan terus berikhtiar mengembangkan sektor Industri, Perdagangan, Jasa, dan Pariwisata, serta UMKM yang tumbuh produktif dan berdaya saing.

"Kami tidak mau berdiam diri dengan keadaan saat ini. Kita perlu berjuang bersama untuk memastikan semua warga memiliki pekerjaan dan penghasilan yang cukup, rumah yang layak huni, lingkungan yang bersih, asri, aman, dan kehidupan yang rukun dan damai di Kota Mataram ini," tegasnya.

SALAM tidak ingin ada lagi warga yang mendapat perlakuan tidak adil. Karena itu SALAM berkomitmen menghadirkan kepemimpinan yang responsif dan sensitif terhadap persoalan warga, dengan pelayanan Inklusif dan Inovatif.

"SALAM akan mengatasi seribu masalah dengan seribu solusi dan inovasi. Kami akan turun tangan langsung dalam mengatasi masalah, Bukan lepas tangan atau tunjuk tangan. Kami siap mendengar dan melayani setiap saat. Kami tidak tunggu tapi kami jemput  aspirasi warga. Kami percaya, bersama rakyat dan doa rakyat kita bisa wujudkan Kota Mataram yang Cemerlang, bahagia warganya,  Berkah Kotanya," katanya.

Dalam debat kandidat tersebut pemaparan program SALAM juga disertai video grafis pemetaan masalah sosial di Kota Mataram.

Sejumlah program bahkan sudah mulai dilakukan pasangan SALAM seperti Rantang Salam untuk lansia, gerakan Guru, Dokter dan Psikolog Keliling (GudeK SALAM), Bidan SALAM Menyapa, dan program lainnya yang sudah dilakukan SALAM sepanjang masa kampanye ini.

Memasuki sesi tanya jawab antara masing-masing calon, SALAM yang mendapat pilihan bertanya pada calon nomor urut 1, Mohan-Mujib (HARUM). SALAM bertanya bagaimana calon tersebut dapat mengupayakan kemandirian fiskal daerah, dan mengurangi ketergantungan terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.

"Kami ingin bertanya kaitan dengan kontribusi PAD Kota Mataram terhadap APBD yang hanya 24 persen, artinya ada ketergantungan pada pusat 76 persen. Kami ingin strategi apa yang dilakukan sesuai visi kemandirian fiskal daerah?," tanya Selly.

Sesi tanya jawab berlangsung serius antara dua calon yang memiliki pengalaman dalam mengelola roda birokrasi ini.


*Profesionalisme Penanganan Sampah dan Terpadu*
 
Tiba saat calon nomor urut 3, Makmur-Ahda bertanya pada Selly-Manan terkait solusi yang ditawarkan SALAM dalam mengurus permasalahan sampah seusai konsep green city dan zero waste.

Dengan cerdas Selly menjawab pertanyaan tersebut dengan sistematis dan disertai contoh kongkrit.

Selly menegaskan dia akan mempersiapkan Badan Usaha Milik Kelurahan atau BUMKel yang nantinya dapat mengelola sampah menjadi bernilai ekonomis.

"Kami akan buat Badan Usaha Milik Kelurahan atau BUMkel untuk penanganan sampah di Kota Mataram. Kita ingin pusatkan di satu tempat. Sehingga permasalahan sampah dari rumah telah selesai diangkut oleh operator dan dikendalikan oleh Bumkel," paparnya.

Menurut Selly, permasalahan sampah ini berkaitan dengan jumlah volume sampah setiap hari dan kemampuan daerah mengelolanya yang masih terbatas. 

"Setiap hari 320 ton sampah diproduksi di Kota Mataram, separuhnya yang mampu terangkut ke TPS, TPA," katanya.

Kehadiran BUMKel akan sangat membantu menyelesaikan masalah samah.  SALAM memprogramkan setidaknya ada 2 BUMKel yang akan dikelola profesional dibawah BUMD milik Kota Mataram nantinya.

"BUMD dan BUMKel ini akan dikelola profesional, jadi bukan tim sukses kami yang akan masuk. Dengan BUMKel ini kita bukan hanya menyelesaikan masalah sampah tetapi juga membuka lapangan usaha, ada nilai tambah untuk masyarakat. Selama ini Pemkot sudah bekerjasama dengan Bank Sampah, tetapi ini belum optimal," tandasnya.

Ia juga menyoroti rendahnya honor pekerja pengangkut sampah di Mataram saat ini yang masih diberikan Rp500 per bulan. Pada konsep Bumkel ala SALAM, pekerja akan diberikan upah 3 juta. Ini adalah upaya peningkatan kesejahteraan sekaligus sebagai trigger atau pemicu kinerja pekerja.

"Di setiap lingkungan sudah ada motor roda tiga. Sehingga urusan sampah nantinya selesai di rumah tangga  karena penanganannya akan dikelola Operator yang profesional, bukan oleh tim sukses Salam," tambahnya.

Selain itu, Selly menyampaikan SALAM akan mendorong Pengolahan Sampah Terpadu (Osamtu)
  Pengolahan sampah terpadu ini akan bermuara pada Waste to Energi.  

Asap dari sisa pembakaran sampah menjadi energi listrik dengan bekerja sama dengan PLN sebagai energi terbarukan. Potensi eneri listrik itu akan diberikan kepada masyarakat yang kurang sejahtera. Sehingga permasalahan sampah berkorelasi dengan kesejahteraan.

Tidak hanya itu, SALAM juga akan berkomitmen untuk mengejar dana CSR dari perusahaan yang memproduksi plastik botol bekas. Karena itu merupakan tanggung jawab perusahaan tersebut, tidak hanya menyisakan persoalan sampah.

Persoalan sampah di Kota Mataram, kata Selly juga akibat sampah kiriman dari hilir. 

Sehingga jika terpilih menahkodai Mataram, ia akan memasang jaring di setiap hulu untuk mengantisipasi sampah kiriman. Kemudian membuat regulasi turunan dalam bentuk Peraturan Walikota terkait sampah.

Lebih unik lagi, Selly ke depan akan memasang kamera pengawas di beberapa sungai yang biasa digunakan masyarakat membuang sampah. Jika ada warga kedapatan maka tentu akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.


*Kepemimpinan yang Melayani Masyarakat*

Sementara itu, dalam closing statemen SALAM, Calon Wakil Walikota Mataram TGH Abdul Manan mengatakan, SALAM yakin dan percaya bahwa Kota Mataram mampu menjadi Kota Peradaban yang maju bersama SALAM.

"Mataram butuh kemajuan di segala bidang. Untuk itu Mataram butuh sosok pemimpin yang Kreatif, Inovatif, dan melayani semua warga. Pemimpin yang setia, melayani, dan hadir di tengah masyarakat," tegasnya.

Manan mengatakan, Mataram butuh pemimpin yang melindungi kelompok rentan seperti Fakir Miskin, Lansia, Penyandang Disabilitas dan lainnya. Bukan Pemimpin yang sekedar memberikan harapan tetapi pemimpin yang memberikan kenyataan.

"Mataram butuh pemimpin yang selalu mendatangi rakyat, bukan didatangi. Pemimpin yang selalu mendengar, bukan yang selalu ingin didengar. Pemimpin yang turun ke lapangan bukan pemimpin yang turun belakangan dan suka tunjuk tangan," katanya.

Ia menegaskan, pasangan SALAM hadir untuk menjawab semua itu. Untuk mewujudkan Mataram sebagai Kota  yang  maju di segala bidang.

"SALAM hadir untuk semua kalangan, tua maupun muda, dan memberikan kesempatan kepada semua warga untuk menikmati hasil pembangunan," tegasnya. (red)