Incinews.net
Sabtu, 12 Desember 2020, 17.23 WIB
Last Updated 2020-12-12T10:33:44Z
MataramNTB

Gubernur Zul : MUI Harus Bisa Menulis Sejarah Baru Ummat

Foto: Majelis Ulama Indonesia mempunyai ruang dan kesempatan untuk menuliskan sendiri sejarah ummat di tengah dinamika persoalan lokal dan global. 

MEDia insan cita, Mataram: Tantangan ummat masa depan makin tidak sederhana. Majelis Ulama Indonesia mempunyai ruang dan kesempatan untuk menuliskan sendiri sejarah ummat di tengah dinamika persoalan lokal dan global. 

"Mari menaklukkan tantangan tantangan ummat itu dengan melibatkan banyak ahli di berbagai bidang untuk menziarahi masa depan. Tinggalkan sejarah lama. Merapatkan shaf untuk kepentingan ummat", seru Gubernur DR Zulkieflimansyah saat membuka Musyawarah Daerah IX dan Rapat Kerja MUI NTB di Hotel Astoria, Jumat (11/12/2020). 

Dikatakan Gubernur, MUI harus menghasilkan keputusan strategis untuk ummat melalui Musda dan Rakerda. Semua tantangan dan persoalan ummat saat ini ditentukan pula oleh sikap para ulama MUI dalam mencarikan solusi  atas beragam dimensi kehidupan yang dihadapi dan dialami ummat. 

DR Lukmanul Hakim, Direktur LPPOM Majelis Ulama Indonesia dan Ketua MUI Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat mengatakan, MUI terus mengembangkan amanahnya dalam melindungi, menjaga, memperkuat dan mempersatukan ummat. 

Ia menyebut ekonomi syariah sebagai salah satu pilihan sistem ekonomi yang terbukti unggul di masa resesi global seperti sekarang. Indonesia baru termasuk yang menganut dual economy system. Meskipun masih banyak literasi tentang praktek ekonomi syariah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Hal ini membuat ekonomi syariah selama 26 tahun sejak diperkenalkan, bank syariah masih mengelola delapan persen saja dana dari yang dikelola oleh bank konvensional. Begitupula dengan praktek ekonomi syariah lainnya seperti sertifikasi halal dan lainnya. Padahal, UU sudah lama memberikan ruang sebagai pilihan bagi ummat. 

"MUI mengapresiasi NTB yang telah memulainya dengan Bank NTB Syariah. Ini wujud bersatunya ulama dan umara. Pesantren dan mesjid juga mulai digerakkan sebagai kekuatan ekonomi baru ummat", ujar Lukman. 

Di sisi lain, MUI juga terus menjadi penjaga ummat dari paham sesat sekaligus mitra pemerintah yang memberikan kritik dengan karakter keulamaan yang lemah lembut dan solutif. 

"MUI tidak kehilangan naluri amar ma'ruf nahi munkar nya tapi selalu mengedepankan karakter  jalan tengah (wasathiyah)"tutupnya.

Pembukaan Musda IX dan Rakerda MUI yang berlangsung hingga 13 Desember itu dihadiri pula oleh Kapolda NTB, Danrem 162 WB, Kepala BIN NTB dan perwakilan MUI kabupaten/kota.(Red/O'im)