Incinews.net
Kamis, 04 Juli 2019, 18.46 WIB
Last Updated 2019-07-04T10:46:05Z
HeadlineSosbud

Warisan Leluhur Bima Merupakan Produk Unggulan di NTB


Bima, Incinews.Net-Sebanyak 100 penari menampilkan tarian kolosal, mengenakan rimpu dari sarung tenunan khas suku Bima yang dikenal dengan nama "Tembe Nggoli". Mereka dihadirkan untuk memeriahkan momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke XXVI tingkat Provinsi NTB di Kabupaten Bima beberapa waktu lalu.

Tembe Nggoli adalah kain tenun sarung khas Bima, yang terbuat dari benang kapas atau katun. Kain tenun sarung ini memiliki beragam warna yang cerah dan bermotif khas sarung tenun tangan. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh Tembe Nggoli, berbahan halus, tidak mudah sobek, dan dapat menghangatkan tubuh. Tembe Nggoli memiliki keunikan, bila dipakai saat cuaca dingin akan hangat, begitupun saat dipakai saat cuaca panas akan terasa dingin.

Berdasarkan fungsi, Tenun Tembe Nggoli ini dibagi menjadi beberapa jenis. Tembe Songke atau Sarung sebagai tenun unggulan, Sambolo (Destar) atau ikat kepala yang bisa dipakai kaum laki-laki yang memasuki usia remaja. Weri atau ikat pinggang yang terbuat dari Malanta Solo, Baju Mbojo dan Syal atau selendang yang biasa dipakai kaum pria Bima sebagai hiasan saat menghadiri pesta atau sebagai selempang bagi para wanitanya.

Kain tenun ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari produk unggulan NTB yang kini tengah dipersiapkan memasuki tahapan industrialisasi. Yakni peningkatan nilai tambah ekonomi terhadap produk-produk tersebut. Misalnya dengan meningkatkan kapasitas produksi, memperkuat kualitas kemasan/corak dan mutu serta memperluas jaringan marketing atau memasarkannya dalam bentuk barang jadi. Termasuk dalam mendukung kegiatan industrialisasi sektor pariwisata.

Bupati Bima Hj. Damayanti Putri, SE , menyatakan akan terus mengembangkan produk tembe nggoli ini, bukan hanya untuk pelestarian tradisi budaya luhur Mbojo, tetapi juga untuk mendukung geliat ekonomi/bisnis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pengrajin.

Menurut Dinda, Rimpu dengan menggunakan Tembe Nggoli merupakan tradisi busana leluhur masyarakat Bima. Karenanya, Tembe Nggoli dirajut dengan motif dan kualitas yang sangat baik. Sanggar la Diha desa Maria merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Bima yang memamerkan dan mempromosikan Tembe Nggoli sebagai oleh-oleh dan cenderamata bagi para tamu yang berkunjung ke Bima.

Saat ini Tembe Nggoli semakin langka, karena penenun Tembe Nggoli semakin berkurang. Mengingat proses menenun Tembe Nggoli yang cukup sulit dan masih menggunakan peralatan menenun yang tradisonal, sehingga jarang ada anak-anak zaman sekarang yang mau belajar menenun.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengatakan, Bima terkenal dengan Tembe Nggoli sejak dulu. Sehingga produk tenunan khas di Bima seperti Tembe Nggoli, Tembe Donggo, atau tenunan khas dari Sumbawa dan Lombok, wajib dilestarikan dengan cara memakai produk lokal kita.

Peran UMKM dalam merangkul dan memasarkan tenun khas warisan leluhur ini harus tetap dioptimalkan. 
Pria asal Sumbawa ini mengapresiasi kerajinan tenun Tembe Nggoli dari produk UMKM dan mayarakat. Menurut Doktor Zul, yang perlu tetap dilestarikan adalah, mempertahankan tarian sebagai warisan budaya dan hasil kerajinan tenun dari pengrajin dan UMKM.

“Saya yakin, 100 penari yang menggunakan tenunan khas Bima, Tembe nggoli ini mereka beli dari UMKM atau masyarakat penenun tradisional, nah ini yang perlu terus dipertahankan,” sebut Dr. H. Zulkieflimansyah saat menyaksikan gelaran tarian tradisional.

Gubernur berharap, gairah masyarakat untuk terus menghasilkan produk tenunan khas daerahnya akan terus terpacu , sehingga terbentuk UKM-UKM baru yang menjadi wadah dan pembina bagi mereka. Disamping hal tersebut yang perlu kita kembangkan adalah regenerasi penenun untuk tertarik belajar menenun.

Untuk memacu perekonomian masyarakat dan melawan kemiskinan dari desa, UMKM ini harus terus bersaing. Menajemen masyarakat untuk bergabung di UMKM harus terus dipacu. Sehingga pemasaran produk tenusan khas daerah ini lebih mudah. Pemerintah Provinsi NTB memberikan jalan kepada masyarakat lewat program industrialisasi terhadap produk-produk unggulan Daerah sehingga memberikan kemanfaatan ekonomi dan daya ungkit yang lebih besar dalam meningkatkan pendapatannya.

Program industrialisasi yang dicanangkan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd, sebagaimana termuat didalam RPJMD 2019-2023, memang dihajatkan untuk menyasar produk-produk UMKM seperti tembe nggoli ini. Sehingga semakin meningkat kualitas dan kapasitas produksi serta pemasarannya. Karena diberikan dukungan pembinaan, mulai dari penguatan skill, menejemen usaha serta bantuan peralatan dan akses permodalan hingga kemasan/peningkatan nilai tambah dan perluasan jaringan pemasarannya.(inc)