Incinews.net
Minggu, 15 Maret 2020, 01.41 WIB
Last Updated 2020-03-14T17:41:24Z

APII NTB: Lebih Baik Tidak Makan dari Pariwisata, Daripada Corona Masuk

Foto: Asosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) NTB. TGH. Fauzan Zakaria selaku Ketua APII NTB. (O'im)


Mataram, incinews.net: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona Covid-19. Itu disampaikan Istana dalam konferensi pers, Sabtu, 14 Maret 2020.

Sementara, Indonesia juga saat ini menetapkan Corona COVID-19 sebagai bencana nasional. Itu menyusul meluasnya total daerah di Indonesia yang kini terpapar Corona. Masing-masing adalah Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya dan Bali yang menjadi tetangga dekat NTB.

Sementara, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, masih membuka ruang bagi kapal pesiar mancanegara membuang sauh di NTB. Menurut Gubernur, itu sebagai strategi marketing mendatangkan wisatawan di tengah banyaknya daerah yang menolak kapal pesiar.

Selain itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah juga menyebut warga NTB kebal terhadap virus Corona. Candaan tersebut dilontarkan saat Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia (ADEKSI) di Mataram, beberapa hari lalu.

Sikap Gubernur tersebut mendapat kritikan Asosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) NTB. TGH. Fauzan Zakaria selaku Ketua APII NTB mengatakan sikap Gubernur yang terus membuka ruang bagi masuknya kapal pesiar asing justru mengancam warga NTB di tengah ketakutan akan bahaya Corona.

"Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kita harus jujur bahwa rumah sakit di NTB belum memiliki kesiapan untuk menampung korban virus Corona yang jika tiba-tiba melonjak, sehingga langkah pencegahan yang maksimal harus diutamakan. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan," katanya, Sabtu malam, 14 Maret 2020 di Mataram.

Fauzan mengatakan, yang terpenting saat ini menolak akibat buruk dibandingkan mengejar keuntungan.

"Menolak mafsadah harus diutamakan daripada mengejar maslahah," ujarnya.

Dia meminta Pemprov NTB dan Pemkab maupun Pemkot di NTB betul-betul serius dalam melakukan langkah antisipasi, terlebih lagi jumlah korban Corona saat ini meningkat tajam hanya dalam tempo beberapa hari.

"Panik jangan, namun Pemprov dan Pemkab harus menunjukkan kesungguhan dalam melakukan langkah antisipasi secara maksimal. Mengantisipasi dampak buruk harus diutamakan daripada mengambil dan mengejar manfaat dan kepentingan," katanya.

Ia meminta pemerintah tidak menjadikan bencana yang dikategorikan sebagai bencana nasional non-alam ini sebagai sebuah candaan, sehingga dengan seenaknya berguyon soal bencana.

"Pemerintah daerah harus segera bertindak cepat lebih cepat dari apa yang kita saksikan hari ini. Dan jangan jadikan wabah ini sebagai candaaan atau bahan ledekan yan menunjukkan pemerintah menyepelekan dan tidak serius serta bingung dalam bersikap," cetusnya.

Pegiat pariwisata ini memilih untuk tidak makan dibandingkan harus ada warga NTB yang terjangkit virus yang menjadi pandemi ini.

"Lebih baik kami tidak makan dari pariwisata bila pariwisata menjadi sebab hilangnya satu jiwa putra NTB yang disebabkan virus Corona," tegasnya.

Dia meminta agar semua pihak mengawal pintu masuk di NTB, agar terhindar dari malapetaka wabah Corona yang kian mengganas.

"Mari jaga dan kawal dengan sebaik-baiknya semua pintu masuk baik udara maupun laut agar NTB aman dan terhindar dari virus mematikan ini," katanya. (red)