Dompu, Incinews,Net- Suasana malam di Dusun Maulana, Desa Sorisakolo, Kecamatan Dompu, berubah mencekam pada Sabtu (9/8/2025) jelang tengah malam. Warga dikejutkan oleh terjadinya penganiayaan brutal yang menewaskan seorang pria bernama AR (32). Peristiwa ini memicu kemarahan keluarga korban hingga berujung pada aksi perusakan dan pembakaran rumah, memaksa aparat kepolisian bergerak cepat untuk mengendalikan situasi.
Menurut keterangan saksi, kejadian bermula ketika korban mendatangi rumah AN, yang saat itu tengah duduk bersama DN alias Din Tato dan AH (34). Tanpa peringatan, AH mengayunkan parang ke arah leher korban hingga menimbulkan luka sobek serius yang merenggut nyawanya di tempat.
Tak butuh waktu lama, laporan warga langsung direspons anggota Polsek Dompu yang bergerak bersama pimpinan menuju TKP. Namun, saat tiba sekitar pukul 00.10 WITA, petugas mendapati massa yang murka telah merusak dan membakar dua rumah milik AN dan IR, serta rumah milik AF. Dua unit mobil dan satu sepeda motor pun hangus dilalap api.
Situasi genting ini memaksa Polres Dompu mengerahkan Tim Jatanras untuk melakukan pengamanan ekstra. Koordinasi kilat antara Polsek, Polres, dan Tim Jatanras berhasil membentuk barikade keamanan, memadamkan potensi bentrokan lanjutan, dan melakukan olah TKP di tengah situasi panas.
“Kami langsung mengamankan TKP, mengumpulkan barang bukti, dan mengerahkan Tim Jatanras untuk mencegah meluasnya keributan. Proses pengejaran pelaku pun dilakukan seketika,” tegas AKP Zuharis SH, Kasi Humas Polres Dompu.
Operasi gabungan ini juga melibatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk melakukan mediasi dan meredam amarah warga. Pengejaran terhadap pelaku AH berlangsung intens, hingga akhirnya berhasil diamankan dalam waktu singkat.
Kapolres Dompu menegaskan, aparat akan memproses hukum pelaku sesuai aturan yang berlaku dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri.
Kini, situasi di Desa Sorisakolo telah kondusif, meski aparat gabungan masih disiagakan penuh untuk mengantisipasi gejolak susulan. Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa respon cepat aparat, dukungan tim taktis seperti Jatanras, dan koordinasi lintas unit mampu mencegah tragedi lebih besar di tengah emosi massa yang memuncak.