Incinews.net
Jumat, 11 Juli 2025, 11.47 WIB
Last Updated 2025-07-11T03:47:04Z
AgamaHeadlineKota BimaMTQSosial

Wali Kota Bima: Guru Ngaji dan Tokoh Agama Adalah Penjaga Cahaya Al-Qur'an di Tengah Kegelapan Zaman

 




Kota Bima, Incinews,Net- Dalam suasana yang penuh khidmat dan semangat religius, Wali Kota Bima, H. A. Rahman, secara resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XVIII Tingkat Kecamatan Raba di halaman Masjid Baitul Hamid, Kamis malam (10/7). Dalam pidatonya yang sarat makna, ia menyoroti pentingnya peran guru ngaji dan tokoh agama sebagai benteng terakhir dalam menjaga cahaya Al-Qur'an di tengah gempuran nilai-nilai modern yang semakin menjauh dari ajaran Ilahi.


"Di zaman yang makin kompleks ini, nilai-nilai Qur’ani mulai tergeser dari kehidupan sosial kita. Di sinilah peran guru ngaji dan alim ulama sangat vital  mereka adalah penjaga cahaya Al-Qur’an dalam masyarakat," tegas Wali Kota.


Ia menyerukan agar MTQ tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, namun dijadikan momentum muhasabah dan introspeksi diri untuk memperkuat kembali komitmen spiritual, moral, dan sosial masyarakat Kota Bima.


Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota juga menyuarakan keresahan atas kondisi sosial yang mulai mengkhawatirkan. Ia mengungkapkan bahwa dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menciptakan Kota Bima yang nyaman, tertib, dan teratur.


"Kami memohon doa dan dukungan semua pihak untuk menertibkan hewan ternak yang berkeliaran, pedagang kaki lima, titik kemacetan, dan memberantas penyakit sosial yang merusak generasi," ujarnya.


Pernyataan yang paling menggugah muncul ketika Wali Kota menyoroti maraknya peredaran minuman keras dan narkoba yang kini sangat mudah diakses, bahkan dijual dalam bentuk paket hemat. Ia menggambarkan kondisi ini sebagai krisis nyata yang tidak boleh didiamkan.


"Kalau kita tidak peduli, maka generasi daerah ini akan hancur. Nyawa manusia melayang sia-sia karena miras dan narkoba. Kita butuh kesadaran kolektif untuk bertindak dalam kepedulian adalah kunci," pungkasnya dengan penuh tekanan moral.


Pidato Wali Kota Bima dalam pembukaan MTQ tidak sekadar formalitas. Ia menjadikannya panggung moral untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kembali ke nilai-nilai Qur’ani dan memperkuat kepedulian sosial. Di tengah tantangan zaman, suara seorang pemimpin menjadi terang yang membelah gelap — dan malam itu, Kota Bima mendengarnya.