Incinews.net
Minggu, 13 Juli 2025, 12.48 WIB
Last Updated 2025-07-13T04:48:05Z
HeadlineHukumKakak dan Adikpolres Dompu

Tragis! Adik Bacok Kakak Kandung di Dompu, Orang Tua Tolak Proses Hukum, Polisi Tetap Bergerak Cepat





Dompu, Incinews,Net- Insiden berdarah mengguncang Dusun Reformasi, Desa Ta’a, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu pada Sabtu malam (12/7/2025) sekitar pukul 21.30 Wita. Seorang remaja berinisial AH (18) nekat membacok kakak kandungnya sendiri, AN (22), menggunakan parang hingga korban bersimbah darah dengan luka serius di beberapa bagian tubuh.


Peristiwa ini sontak membuat geger warga sekitar. Korban ditemukan tergeletak di depan Gedung Serbaguna Desa Ta’a dengan luka bacok di lutut kanan dan kiri serta siku kiri. Dalam kondisi terluka parah, korban masih sempat mengungkapkan identitas pelaku—adik kandungnya sendiri.


Kapolsek Kempo IPTU Jubaidin, melalui Kasi Humas Polres Dompu AKP Zuharis, SH, membenarkan kejadian memilukan tersebut. Sehari sebelumnya, diketahui terjadi cekcok hebat antara pelaku dan korban karena masalah keluarga. Ironisnya, upaya mediasi dari orang tua mereka, A. Latif, justru berujung pada tragedi berdarah.


“Begitu menerima laporan, kami langsung ke lokasi, melakukan olah TKP, dan mengamankan situasi. Pelaku sempat melarikan diri dan masih dalam pencarian,” ujar AKP Zuharis.


Meski peristiwa ini menimbulkan luka serius dan trauma mendalam, orang tua kedua belah pihak—yang notabene orang tua dari pelaku dan korban—memilih menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan dan menolak menempuh jalur hukum.


Namun demikian, Polsek Kempo tetap melakukan pengamanan ketat dan pengawasan intensif untuk mencegah potensi konflik susulan.


Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak terprovokasi, dan tidak mengambil tindakan main hakim sendiri. “Kami tegaskan komitmen menjaga keamanan wilayah Kempo. Kasus ini tetap dalam pantauan kami,” tegas IPTU Jubaidin.


Catatan Redaksi:

Tragedi ini menjadi cermin betapa pentingnya komunikasi dalam keluarga dan pengendalian emosi. Ketika emosi tak terkendali, pertalian darah pun bisa terpecah oleh parang. Penegak hukum dihadapkan pada dilema: hukum ditegakkan atau damai diteguhkan?