Incinews.net
Selasa, 17 Juni 2025, 21.29 WIB
Last Updated 2025-06-17T13:29:13Z
HeadlineHukumMahasiswaPembunuhanPolres BimaSosial

Tragedi di Balik Dinding Kos: Mahasiswa STIE Bima Tewas Mengenaskan Usai Diduga Dianiaya saat Pesta Miras




Kota Bima, Incinews,Net- Senja di Kota Bima, Selasa 17 Juni 2025, berubah menjadi kelam saat kabar duka menyelimuti lingkungan Mande III, Kecamatan Mpunda. Seorang mahasiswa, SN (24), warga Desa Donggobolo Kecamatan Woha, ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya dengan luka mengenaskan. Tubuhnya terbujur kaku di atas lantai, bersimbah darah—saksi bisu dari peristiwa tragis yang diduga bermula dari pesta miras.


Korban, yang diketahui sebagai mahasiswa aktif STIE Bima, semula terlihat bersama lima temannya memasuki kamar kos nomor 5 sekira pukul 14.00 Wita. Menurut kesaksian warga sekitar, tak ada yang mencurigai gelagat aneh—hanya gelak tawa dan botol minuman keras yang mengiringi pertemuan sore itu. Namun dua jam berselang, suasana berubah mencekam. Satu per satu teman-temannya keluar kamar dalam kepanikan. Di antara mereka, seorang lelaki diduga pelaku, terlihat kabur dengan sebilah parang di tangan.


“Saksi yang berada di kamar sebelah mengaku mendengar kegaduhan, lalu melihat salah satu dari mereka berlari membawa parang. Saat dia melihat ke dalam kamar, tubuh korban sudah tergeletak tak bergerak, bersimbah darah,” ungkap Wakapolres Bima Kota, Kompol Herman, dengan nada serius.




Luka parah di bagian leher dan dahi korban menyiratkan kekerasan brutal. Barang bukti berupa sebilah parang, patahan gagangnya, serta seprai yang penuh bercak darah kini diamankan polisi. Korban langsung dibawa ke RSUD Bima untuk divisum, sementara aparat segera melakukan olah TKP dan mengantongi identitas terduga pelaku yang saat ini masih dalam pengejaran.


Kematian SN menorehkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarganya di Donggobolo yang kini sudah menerima jasad anaknya untuk di kuburkan, tapi juga bagi rekan-rekan seangkatannya di kampus STIE Bima. Seorang mahasiswa yang seharusnya tengah menyusun masa depan, kini harus pergi secara tragis dalam usia muda.


Tragedi ini menjadi pengingat pilu akan bahaya pergaulan yang lepas kendali. Pesta miras yang berujung maut telah merenggut satu nyawa dan menyisakan luka yang tak akan mudah dilupakan.


Kini keluarga korban hanya bisa berharap, keadilan segera ditegakkan, dan pelaku kekejaman ini mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Kota Bima pun kembali mencatat duka—seorang anak muda yang seharusnya menjadi harapan, kini menjadi korban. (Team)