Bima, Incinews.net – Proyek pengadaan air bersih di Kota Bima yang didanai Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp2.793.964.123 terancam tertunda. Hal ini menyusul penolakan sebagian warga Kelurahan Penatoi terhadap lokasi pemboran yang direncanakan oleh Dinas PUPR Kota Bima.
Penolakan warga mencuat dalam pertemuan penting yang digelar di RT 11 Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kamis (26/6) sore. Hadir dalam pertemuan tersebut berbagai unsur penting: Dinas PUPR Kota Bima, Dinas Lingkungan Hidup, Kejaksaan Negeri Bima, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lurah Penatoi, RT/RW, hingga tokoh masyarakat dan pemuda setempat.
Namun hingga pertemuan berakhir menjelang waktu Magrib, belum ada kesepakatan antara pihak pelaksana dan warga yang menolak. Sebagian besar penolakan didasarkan pada kekhawatiran dampak lingkungan serta lokasi pemboran yang dinilai terlalu dekat dengan permukiman.
“Warga menginginkan agar lokasi pemboran dipindahkan ke kawasan lain. Tapi di sisi lain, ada juga warga yang mendukung karena menyadari pentingnya ketersediaan air bersih untuk kepentingan umum,” ungkap salah satu tokoh masyarakat.
PUPR Tegaskan Komitmen untuk Kesejahteraan Warga
Muhammad Syahwan, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Bima, menjelaskan bahwa proyek tersebut dirancang untuk menjangkau puluhan rumah warga dengan sistem distribusi air bersih langsung.
“Kami siapkan 80 paket saluran air bersih untuk warga Penatoi, khususnya di sekitar lokasi pengeboran. Bahkan, tahun depan dimungkinkan akan ada penambahan lagi sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya saat memberikan sosialisasi.
Kejaksaan Awasi Ketat Jalannya Proyek
Sementara itu, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Bima, Ferdis, menegaskan bahwa pihaknya hadir sebagai pengawas proyek. Ia menyebut proses pemantauan terus dilakukan secara ketat, termasuk terhadap dinamika sosial yang muncul di tengah masyarakat.
“Kami tetap memantau proses pelaksanaan dan pro kontra di lapangan. Kejaksaan hadir untuk memastikan proyek berjalan sesuai aturan dan tidak menimbulkan masalah hukum ke depan,” tandasnya.
Belum Ada Titik Temu, Proyek Terancam Molor
Meski sosialisasi telah dilakukan, penolakan warga menjadi hambatan serius dalam pelaksanaan proyek strategis ini. Sejumlah pihak berharap dialog lanjutan segera digelar untuk menemukan solusi terbaik.
Media ini mencatat, ketegangan masih terasa di lokasi, sementara sebagian warga tetap bertahan dengan sikap menolak penggunaan lahan sekitar untuk pengeboran air bersih. (Team)