Incinews.net
Senin, 10 Oktober 2022, 10.44 WIB
Last Updated 2022-10-10T02:48:14Z

BEM Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Gelar Seminar Nasional


Foto: Saat Seminar Nasional berlangsung.


Incinews.net. Dalam rangkaian Hari Tani Nasional Badan Eksekutif Mahasisawa (BEM) Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Djuanda (UNIDA) selenggarakan Seminar Nasional pada Sabtu (09/10/2022) yang dilaksanakan secara luring di Aula Gedung C Universitas Djuanda Bogor, bertajuk Strategi Ketahanan Pangan Dalam Menghadapi Krisis Global Berbasis Kemandirian Skala Mikro.


Kegiatan ini menghadirkan narasumber R.S. Suroyo. Jr. S.P.,M.Si dari Sekjend DPP Pemuda Tani, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor yaitu Dr. Yudi Wahyudin S.Pi.,M.Si dan Jan Prince Permata S.P., M.Si dari Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden.


Tujuan diadakannya seminar tersebut yaitu agar mahasiswa mengetahui lebih luas tentang ketahanan pangan nasional dan strategi ketahanan pangan yang tepat di era krisis global sehingga kita sebagai generasi dapat memastikan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia.” kata Shefira Gustiana Laksana selaku Ketua BEM Faperta Unida.


Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor menuturkan seminar yang bertemakan ketahanan pangan ini tentu menjadi sangat penting, khususnya bagi mahasiswa pertanian agar lebih terbuka terhadap kondisi ketahanan pangan nasional.


Pada sesi penyampaian materi  disampaikan oleh Jan Prince Permata, S.P., M.Si.,  "Letak geografi yang menguntungkan, lahan pertanian yang cukup luas dan subur, daya dukung alam yang masih relatif kondusif, serta budaya masyarakat yang masih cenderung agraris adalah kekuatan utama bagi Indonesia untuk mengimplementasikan strategi ketahanan pangan. Namun implementasi strategi tersebut tidak lepas dari beberapa kendala, terutama yang berkaitan dengan diversifikasi pangan, kemandirian, kedaulatan dan daya saing pangan serta akses penduduk pada pangan. 


Kendala tersebut terutama disebabkan oleh: sistem logistik pangan yang belum memadai, masih rendahnya nilai tukar petani, semakin menurunnya luas lahan pertanian dan daya dukung alam, belum terpadunya kebijakan ketahanan pangan serta semakin buruknya diversifikasi pangan." Jelasnya.


Sementara itu pada kesempatan yang sama materi kedua disampaikan oleh R.S.Suroyo.Jr, S.P.,M.Si " Ke depan strategi ketahanan pangan harus berbasis pada resource and knowledge based strategy dengan memberikan prioritas pada peningkatan nilai tukar petani, ketersediaan lahan pertanian, peningkatan daya dukung alam, perbaikan teknologi pertanian, strategi pasca panen dan penguatan sistem logistik pangan (dengan membangun sistem konektivitas antara surplus dan defisit unit). Strategi ketahanan pangan nasional juga harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, sehingga strategi tersebut mampu meningkatkan kemandirian dan daya saing ekonomi dalam rangka ketahanan nasional" Ungkap Bung Suroyo.


Dan pada kesempatan yang sama materi ketiga disampaikan oleh Dr. Yudi Wahyudin S.Pi., M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor." Strategi Ketahanan Pangan Nasional hendaknya tidak hanya diarahkan untuk untuk mencapai kecukupan akan pangan, tetapi juga lebih diarahkan untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan (swasembada pangan) serta peningkatan daya saing produk-produk pangan nasional dalam rangka Ketahanan Nasional. 

"Kita mengetahui bahwa pangan adalah komoditi yang sangat strategis bagi ketahanan nasional. Ketersediaan dan keterjangkauan pangan merupakan indikator kunci bagi stabilitas nasional" Ujarnya.