Incinews.net
Rabu, 31 Agustus 2022, 00.41 WIB
Last Updated 2022-08-30T17:29:08Z
NTB

TKI Asal Dompu Berulang Kali Disiksa, DPR RI HMS Gerak Cepat Lapor ke Dubes Saudi

Foto: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dapil I Pulau Sumbawa H. Muhammad Syafrudin, ST.MM dan Korban.

insan cita (inciNews.net) Dompu: Kesulitan yang sedang dihadapi tenaga kerja Indonesia (TKI) Berlyanthikasih (17thn) asal kelurahan Dorotangga, Kecamatan Dompu, kabupaten Dompu Provinsi NTB mendapatkan respon cepat dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dapil I Pulau Sumbawa H. Muhammad Syafrudin, ST.MM. 


Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut langsung berkoordinasi dengan Duta besar (Dubes) Riyadh Arab Saudi Dr Abdul Aziz Ahmad.


Dalam pesan WhatsApp yang diterima media ini, Pria yang akrab disapa MHS ini menyampaikan, dari kemarin pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi. 


"Alhamdulillah malam ini saya mendapat respon baik, dari Dubes. Semua data dan alamat serta masalah yang dihadapi saudari Berlyanthikasih asal dompu tersebut sudah saya sampaikan dan segera ditindaklanjuti," ucap HMS, melalui media ini (1/09/2022) dini hari.


Pihak Dubes menyampaikan, bahwa posisi korban berada di kota tabuk, Masuk wilayah konjen Jeddah. 


"kami Koordinasikan segera dengan teman-teman Jeddah,"kata Duta besar (Dubes) Riyadh Arab Saudi Dr Abdul Aziz Membalas pesan WhatsApp dari Politisi PAN HMS.


Pihak Dubes tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada HMS, karena atas informasinya yang begitu cepat dan lengkap terhadap korban sehingga memudahkan untuk melakukan koordinasi. "Terimakasih sudah memberikan informasi yang lumayan jelas,"tutupnya.


HMS berjanji, akan terus koordinasi untuk bagaimana Berlyanthikasih segera diamankan dan dibawa pulang kembali ke Indonesia ke rumah keluarganya di Dompu dengan selamat.


"Besok saya follow up lagi. Kita harus urus orang yang mau pulang ini,"ujarnya.


Sebelumnya, Berlyanthikasih (korban,red) yang dikonfirmasi melalui ayah korban, Syamsurizal menyampaikan adanya penyiksaan yang dialami anaknya Berlyanthikasih di negara tersebut.

Hal itu terungkap, Pada saat video call terakhir dengan korban beberapa waktu lalu, korban menunjukkan bekas luka memar pada tangan dan leher serta betis akibat diseterika dan disiram menggunakan air panas oleh majikannya.

"Videonya ada karena sempat kita rekam waktu telepon kemarin. Luka memarnya saya lihat ada di tangan, leher juga betis. Anak kami mendapatkan penyiksaan dalam disiram pakai air panas, leher di setrika, dipukuli, dicukur paksa rambutnya. Dan penyisaan secara bathin lainnya. Kami mohon perhatian dan tindakan bapak agar anak kami bisa selamat dan segera dipulangkan,"ungkapnya. Dan memang terlihat Video call hasil rekaman diterima media ini terdapat luka-luka di sekujur tubuhnya. Kemarin Senin (29/08/2022).

Syamsurizal mengatakan, dugaan penganiayaan terhadap putrinya itu kini telah diadukan ke Disnakertrans Dompu dan BP2MI Mataram.

Syamsurizal berharap putrinya bisa segera dipulangkan ke Indonesia."Kami khawatir dia meninggal di sana," ungkapnya.

Informasi lain yang diperoleh dari ayah korban, Berlyanthikasih berangkat ke Arab Saudi secara ilegal.

Aksi nekatnya mencari uang ke luar negeri kata Syamsurizal, untuk membantu ekonomi keluarga. Kami terkadang berkomunikasi dengan anak kami, itupun seminggu sekali kalaupun ada. 

"Dalam komunikasi itu, anak kami Berlyanthikasih selalu menceritakan kerap mendapat penyiksaan dari majikan yang perempuan dan anaknya,"katanya.

Berlyanthikasih berangkat melalui Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, pada 10 Februari 2022 lalu. Hingga, malam ini orang tua korban mendapatkan informasi terakhir terus disiksa dan mau dibunuh.

"Semalam anak kami dikejar oleh majikannya menggunakan pisau dan ingin dibunuh, namun hanya mengenai dadanya dan dadanya luka," kata Syamsurizal yang dikonfirmasi media ini. Selasa (30/08/2022) malam.

Tidak hanya itu, karena majikannya mendapatkan informasi bahwa Berlyanthikasih akan dijemput oleh pemerintah Indonesia, kata Syamsurizal anak saya mau disembunyikan oleh majikannya.

Hingga saat ini, Pihak keluarga sendiri berharap anaknya bisa pulang kembali ke Indonesia dan berkumpul bersama pihak keluarga.