Incinews.net
Selasa, 09 Agustus 2022, 15.05 WIB
Last Updated 2022-08-21T08:14:43Z
DPRMataramNTB

BBM Subsidi Dikendalikan Lewat Aplikasi MyPertamina, DPRD NTB Komisi II Rauf: Jangan Sulitkan Masyarakat

Foto: Wakil Ketua Komisi II DPRD NTB Abdul Rauf.


insan cita (inciNews.net) Mataram - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berinisiatif untuk mengendalikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dengan menggunakan aplikasi MyPertamina. Namun, langkah tersebut dinilai tak efektif dan tidak tepat sasaran dalam mengendalikan BBM subsidi.


Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD NTB Abdul Rauf mengatakan, tidak semua masyarakat yang berhak menerima BBM bersubsidi itu memiliki smartphone. Karena itulah tak selamanya akses BBM bersubsidi itu didapatkan melalui aplikasi, butuh mekanisme atau opsi lainnya agar program ini tak memberatkan masyarakat.


“Bagi yang punya aplikasi silahkan bisa digunakan. Namun bagi konsumen yang tak punya aplikasi karena adanya keterbatasan, sementara dia berhak membeli BBM bersubsidi, maka harus ada mekanisme lain pembelian tanpa smartphone,” kata Abdul Rauf, Selasa (9/08/2022).


Politisi Partai Demokrat di DPRD NTB ini menilai, khusus di Provinsi NTB, pembelian BBM bersubsidi melalui aplikasi MyPertamina belum begitu tepat. Namun kalau sifatnya ujicoba untuk masyarakat perkotaan bisa saja dilakukan, mengingat tingkat kepemilikan smartphone dan kemampuan masyarakat mengoperasikan aplikasi sudah relatif tinggi.


“Namun kalau diterapkan di masyarakat secara keseluruhan, ini akan menyulitkan masyarakat itu sendiri,” tambahnya.


Sementara, Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi menyampaikan, untuk dapat menggunakan MyPertamina, konsumen harus memiliki gawai dan menggunakan internet. Padahal, tak semua konsumen memiliki gawai dan akses internet yang memadai.


Jika dipaksakan, Fahmy memperkirakan akan banyak masyarakat yang tidak memiliki akses ke BBM lantaran keterbatasan gawai dan akses internet. Dia khawatir, BBM subsidi justru dinikmati oleh orang kaya.


"Pengendalian BBM subsidi dengan MyPertamina tidak efektif. Justru orang kayalah yang akan mendapatkan akses BBM subsidi. Padahal target Presiden Jokowi adalah masyarakat miskin. MyPertamina tidak sesuai untuk tujuan pengendalian BBM subsidi yang tepat sasaran," kata Fahmy dalam keterangan tertulisnya