Incinews.net
Kamis, 31 Maret 2022, 09.22 WIB
Last Updated 2022-03-31T01:31:44Z
DPRDMataramNTB

Warga Harus Antre Berjam-jam Tukar Tiket MotoGP, Ketua DPRD NTB Angkat Bicara

Foto: Antrean Panjang Tukar MotoGP.


insan cita (incinews) Mataram - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyoroti membludaknya antrean masyarakat yang hendak menukarkan tiket MotoGP di lokasi penukaran Eks Bandara Selaparang Rembiga, Kota Mataram, di hari pertama pada Rabu 16 Maret 2022 kemarin.


Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda meminta agar pemerintah daerah selaku panitia MotoGP daerah NTB untuk mendirikan lebih banyak loket dan petugas penukaran tiket MotoGP. Hal ini untuk memudahkan penukaran dan menghindari terjadinya penumpukan antrean seperti yang terjadi di hari pertama.


“Kami minta agar loket dan petugas diperbanyak untuk memudahkan masyarakat yang hendak menukarkan tiket (MotoGP) nya,” ungkapnya, Kamis, (17/3/2022).


Menurutnya, seharusnya panita daerah melakukan antisipasi dan kesiapan sejak awal. Terlebih MotoGP ini adalah event internasional yang akan disaksikan oleh puluhan ribu penonton.Tidak hanya dari dalam daerah, tapi dari luar daerah bahkan negara lain.


“Karena kasihan orang antri panjang dan melelahkan, apalagi yang datang dari luar daerah,” tandas Srikandi Udayana ini.


Untuk diketahui,  Eka salah satu penonton MotoGP, Rabu (16/3/2022) menyampaikan penukaran tiket MotoGP di eks Bandara harus antre berjam-jam hingga lebih dari 5  jam di bawah terik matahari, untuk mendapatkan gelang, sebagai akses masuk ke Pertamina Mandalika International Street Circuit.


”Lama sekali. Dari jam 10  pagi saya datang baru bisa tukar tiket di jam 2 siang,”ungkapnya.


Eka mengatakan, yang membuat ia harus mengantre hingga lebih dari empat jam, karena berada tepat di belakang orang yang menukarkan sejumlah 1.200 tiket. ”Seharusnya yang tukar tiket dalam jumlah banyak, itu antreannya dipisah. Susah kita yang cuma mau tukar satu tiket saja,” bebernya.


Kemarin merupakan hari pertama penukaran tiket MotoGP. Mulanya ada tiga titik untuk menukarkan tiket, di Mandalika, eks Terminal Haji Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM), dan eks Bandara Selaparang.


Informasi tersebut pun diterima Andre, salah seorang penonton asal Jakarta. Tiba di BIZAM sekitar pukul 08.00 Wita, ia langsung menuju eks Terminal Haji. Namun, setelah menunggu lebih dari satu jam, tidak ada tanda-tanda tempat tersebut dijadikan tempat untuk menukarkan tiket.


”Akhirnya ke Mataram pakai bus. Sampai sini, malah antreannya sudah panjang sekali,” keluhnya.


Soal lokasi penukaran tiket MotoGP sebenarnya sudah diwanti-wanti Taufan Rahmadi, praktisi pariwisata Indonesia. Kata Taufan, proses penonton untuk bisa menonton MotoGP harus benar-benar diperhatikan. Mulai dari penukaran tiket hingga event balapan berlangsung.


Penonton MotoGP bisa langsung menilai kesiapan penyelenggaraan event internasional mulai dari penukaran tiket. ”Tahu rasanya orang sudah datang jauh-jauh, ternyata tukar tiket malah ribet dan antre panjang. Ini jadi kelihatan tidak bagus,” kata Taufan.


Antrean penukaran tiket yang membeludak harus diantisipasi lebih cepat. Apalagi kata Taufan, jumlah mereka yang menukarkan tiket kemarin, masih terhitung sedikit. Ledakan penonton yang akan menukarkan tiket diperkirakan akan terjadi pada hari ini hingga Jumat.


”Sekarang yang (tukar tiket) dari (penonton) lokal. Besok (hari ini, Red), orang dari luar daerah itu banyak yang datang. Kalau sampai antre berjam-jam, itu seperti apa,” ujarnya.


Jauh-jauh hari, Taufan menyebut telah memperingatkan penyelenggara terkait potensi persoalan di penukaran tiket. Saran ini juga disampaikan saat rapat sinkronisasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Komandan Lapangan Persiapan MotoGP, Selasa kemarin.


Menurutnya, titik penukaran tiket harus diperbanyak. Bukan satu, dua, atau tiga lokasi saja. Begitu juga dengan konter penukarannya. Sehingga bisa dengan cepat melayani ribuan hingga puluhan ribu penonton.


Sarana dan prasarana di lokasi penukaran tiket harus ditambah. Taufan melihat proses saat ini belum bisa memberi kenyamanan bagi penonton MotoGP. Mereka harus berdiri berjam-jam. ”Perlu terop lebih banyak, sediakan kursi plastik. Jangan sampai mengular panjang, kehujanan kepanasan. Kan kasian penontonnya,” sarannya.


Kemudian, harus ada pemisahan antara penukaran tiket untuk grup dan perorangan. Penukaran di eks Bandara Selaparang kemarin masih menggabungkan itu dalam satu antrean. Sehingga terjadi penumpukan.


”Bayangin aja kalau ada grup mau tukarkan sampai lebih dari 200 tiket, kemudian ada satu orang antre hanya untuk tukar satu tiket saja,” kata Taufan.


Untuk diketahui, Panitia MotoGP Daerah Nusa Tenggara Barat sendiri membuka loket penukaran tiket MotoGP di sejumlah lokasi selain di Eks Bandara Selaparang Mataram, juga di Embarkasi Haji Mataram dan Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat.