Incinews.net
Senin, 22 November 2021, 13.30 WIB
Last Updated 2021-11-22T07:27:25Z

Johan Rosihan Minta Mendag Turun Tangan Atasi Anjloknya Harga Bawang di Bima

 

Foto Petani bawang sedang menjemur hasil pertanian.

Kab.Bima.Incinews.Net. Anggota DPR RI, Johan Rosihan meminta Menteri Perdagangan (Mendag) merespon masalah anjloknya harga merah Bima. Pasalnya sudah beberapa hari, petani di Bima menggelar demonstrasi karena anjloknya harga bawang merah, dari yang biasanya Rp15 ribu perkilogram, kini malah turun drastis hingga Rp5 ribu perkilogram. 


"Lapor pak Jokowi (Presiden) tolong perintahkan Mendag untuk merespon masalah ini," kata Johan dikutip Incinews.Net, melalui akun facebook pribadinya, Jum'at (19/11/2021). 


Menurut anggota Komisi IV ini, bawang merah merupakan komoditi unggulan para petani di Bima. Bahkan komoditi tersebut menjadi sumber utama penghidupan keluarga. 


"Kalau tiba-tiba harganya merosot drastis seperti sekarang, bagaimana nasib petani kita," katanya mempertanyakan. 


Padahal lanjutnya, dari masa tanam hingga panen, petani telah mengeluarkan biaya yang sangat mahal untuk membeli bibit, pupuk, pestisida hingga keperluan lainnya. 


"Jangan lagi menambah beban mereka. Ini mesti segera direspon," ujarnya. 


Duta PKS ini menyadari bawang merah bukan termasuk dalam kategori bahan pokok dan memang tidak diatur dalam HPP sehingga tidak punya standar harga dari Pemerintah karena cenderung mengikuti harga pasar dan kebutuhan nasional. 


"Tetapi bukankah tugas pemerintah adalah hadir untuk mengintervensi pasar, lalu memberikan jaminan kepada petani untuk mendapatkan standar harga yang semestinya," katanya. 


Selain itu Ia juga mempertanyakan sampai kapan terus berada dalam situasi seperti itu. Kalau dibilang surplus hasil panen sehingga stok bawang merah melimpah di pasaran yang berimplikasi pada harga. 


"Toh, setiap tahun kita juga tetap melakukan impor," katanya. 


Ia meminta Pemerintah berbenah. Memberikan perhatian lebih kepada sektotr pertanian. Mengingat satu-satunya sektor yang terbukti masih eksis menopang kelangsungan bangsa. Bahkan dalam situasi pandemi sekalipun. 


"Dan ujung tombak dari semua itu adalah mereka. Muliakan mereka," pungkas Johan. (Red)