Incinews.net
Selasa, 09 Maret 2021, 19.11 WIB
Last Updated 2021-03-09T11:12:59Z
Lombok TengahNTB

Ketua HPI Loteng Sesali Pergantian Ketua BPPD NTB Bukan Dari Pelaku Pariwisata

Foto: Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Lombok Tengah, Syamsul Bahri

MEDia insan cita, Lombok Tengah: Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Lombok Tengah, Syamsul Bahri angkat bicara mengenai kisruh BPPD NTB, ia sangat menyesali Kebijakan Dispar Provinsi NTB terkait pergantian pengurus dari unsur penentu kebijakan BPPD NTB.

"Hal ini sangat saya sesali, apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, dimana pariwisata kita benar benar membutuhkan strategi pemasaran yang strategis, juga komunikasi dengan penuh kehati hatian," ungkap Syamsul Bahri, dalam keterangan tertulisnya di media ini, Selasa (8/3/2021)

SDM yang akan tampil di BPPD NTB, kata dia, harus benar benar orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai, tidak itu juga integritas sangat di perlukan, karena yang akan tau tentang hal tersebut tentulah orang-orang yang ada di internal asosiasi pariwisata.

Ia menuturkan, rekrutmen unsur BPPD NTB semstinya melibatkan unsur asosiasi sehingga tidak terkesan karena faktor kedekatan dan nepotisme, tapi benar benar objektif dan kredibel karena mereka yg duduk di BPPD adalah refresentasi dari masing masing asosiasi berdasarkan hasil musyawarah mufakat di internal asosiasi mereka.

"Saat ini Pariwisata kita sedang mengalami kelumpuhan jangan sampai polemik pergantian kepengurusan BPPD NTB yang menuai kritikan dari berbagai asosiasi pariwisata ini menambah deretan penderitaan kami," kata Syamsul Bahri

Pasalnya kebijakan aturan pembatasan sosial berskala besar saat ini harus menjadi perhatian yang extra, di dalamnya ada konsekwensi hukum yang akan di terima bagi pelaku atau siapa saja yang tidak memperhatikan dan mentaati prokes tersebut, oleh karena itu, unsur BPPD diharapkan adalah orang-orang yang merasakan sendiri efek pandemi ini pada bidang pariwisata.

"Saya sampaikan dan mohon kepada pemerintah agar kami diberikan perhatian khusus, selama pandemi ini kami butuh bertahan hidup, bantuan yang dulu kami terima dalam bentuk sembako itu sangat tidak menjawab penderitaan kami, pandemi ini kita tidak tahu entah kapan berakhirnya, pelaku wisata harus tetap kuat dan bertahan tapi kami juga butuh perhatian khusus dari pemerintah," pungkasnya. (Red/O'im)