Incinews.net
Senin, 19 Oktober 2020, 13.29 WIB
Last Updated 2020-10-19T07:03:54Z
NTBYogyakarta

Di Masa Pandemi, Pemerintah DIY Fokus Sasar Wisatawan Lokal dan Nusantara

Foto: Kasi Promosi Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, LS Don Charles saat menerima kunjungan pres trip Forum Wartawan DPRD NTB, Diskominfotik dan Sekretariat DPRD NTB. (ist/ O'im)

Yogyakarta, incinews.net: Sektor pariwisata di Provinsi Yogyakarta mulai kembali pulih setelah sempat terpukul akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Hanya saja, sasaran promosi pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut, justru terfokus menyasar pada wisatawan lokal maupun wisatawan nusantara (wisnus). 

Sebab, pemprov DIY dibawah kepemimpinan Sultan Hamengkubowono X masih memberlakukan wilayah DIY masuk fase status Tanggap Darurat Bencana Covid-19.  

"Bahkan, bulan ini hingga pertengahan bulan depan kita masih masuk fase tanggap darurat kelima," kata Kasi Promosi Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, LS Don Charles saat menerima kunjungan pres trip Forum Wartawan DPRD NTB, Diskominfotik dan Sekretariat DPRD NTB, Kamis (15/10/2020) kemarin.

Ia mengatakan, pembukaan sektor pariwisata di wilayah DIY tetap harus berpatokan pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dimana, pihaknya telah menerbitkan dua aplikasi untuk mendukung kegiatan pariwisata selama masa pandemi Covid-19. 

"Dua aplikasi yang kita telah luncurkan selama pandemi di sektor pariwata. Yakni, Visiting Jogja dan Jogja Pass. Alhamdulillah, adanya penerbitan aplikasi ini, sudah bisa mengetahui posisi dan pergerakan wisatawan," ujar Don.

Ia menyatakan, dua aplikasi tersebut tersebut diluncurkan pada 27 Agustus 2020 lalu. Hal ini dihajatkan seiring meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta. 

Selain itu, pihak Bank Indonesia (BI) Yogyakarta juga ikut terlibat dalam pemantauan pergerakan wisman dan lokal itu. Hal ini, dipicu Yogyakarta saat ini, minus 6,7 persen ekonominya.

"Aplikasi 'Jogja Pass' bertujuan untuk memudahkan tracing (pelacakan kontak), dan 'Visiting Jogja' untuk memantau perekonomiannya. Hasilnya, rilis Bank Indonesia (BI) beberapa hari lalu, sudah menunjukkan geliatnya pariwisata di Yogyakarta mulai ada titik cerahnya,” ucap Don.

Dia mengungkapkan, DIY telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif pada triwulan satu dan dua tahun 2020. Untuk itu, Don berharap, pertumbuhan ekonomi DIY di triwulan ketiga dan keempat ini bisa tumbuh secara meyakinkan tapi tetap aman.

"Sesuai arahan pak Gubernur, kedua aplikasi adalah wujud untuk menindak keinginan beliau agar masyarakat yang datang bisa termonitor dan merasa aman datang ke DIY," tegas Don.

Sejauh ini, kata Don, menurut evaluasi Diskominfo DIY yang dipaparkan saat rakor OPD Pemprov DIY secara virtual, maka dua aplikasi itu pada dasarnya memiliki manfaat yang sama. Hanya saja, untuk Jogja Pass dapat digunakan untuk seluruh kegiatan di DIY yang bisa menyebabkan kerumunan. Sedangkan, Visiting Jogja lebih untuk digunakan memonitor pengunjung yang mengunjungi objek wisata.

"Dua hal ini menjadi yang diperlukan, ketika kita ingin mencegah penularan Covid-19 di DIY. Semoga semua pihak bisa disiplin menggunakan kedua aplikasi ini," ungkapnya.

Don menuturkan, khusus untuk aplikasi Visiting Jogja sesuai target Dispar DIY, nantinya akan dikembangkan menjadi kebijakan satu data pariwisata DIY secara bersama.

"Aplikasi ini, sekaligus dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata DIY. Semoga pandemi ini cepat berakhir, sehingga Yogyakarta yang mengandalkan pariwisata sebagai sektor utama penyumbang PAD bersama pendidikan dan kebudayaan cepat pulih," tandas  LS Don Charles. 031. (red)