Incinews.net
Senin, 06 Juli 2020, 16.26 WIB
Last Updated 2020-07-06T08:27:35Z
BimaNTB

Groundbreaking Masjid Agung, Bupati Bima: Wadah Mendidik Generasi Muda Jadi Generasi Islami

Foto: Penekanan tombol sirine dan pemancangan perdana tiang beton bangunan masjid oleh Bupati Bima. (ist/O'im)

Bima, incinews.net: Masjid Agung Kabupaten Bima di Godo Kecamatan Woha, minggu (5/7/2020) mulai dikerjakan dengan Peletakan batu pertama (Groundbreaking). Peletakan batu pertama ikut dihadiri Wakil  Bupati Bima Drs.H. Dahlan M. Noer, Ketua DPRD Muhamad Putera Ferryandi S.IP,  Para Unsur Pimpinan DPRD Kabupaten Bima, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Kepala Perangkat Daerah dan tokoh masyarakat, dilalukan bertepatan dengan hari jadi ke-380 ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pemancangan perdana tiang beton bangunan masjid oleh Bupati Bima.

Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri SE menegaskan arti penting pembangunan sarana ibadah ini. Bima memiliki sejarah keislaman yang besar dan sudah seharusnya memiliki pusat dakwah sebagai pusat berkumpulnya seluruh organisasi Islam, para ulama. 

"Sekaligus wadah mendidik generasi muda menjadi generasi Islami yang terus membawa harum Dana Mbojo". Jelas Bupati.

Meskipum dalam suasana pandemi Covi-19, kita tidak boleh menghilangkan semangat untuk terus membangun, Itulah sebabnya peletakan batu pertama dilaksanakan untuk menggugah dan mengingatkan semua elemen bahwa Bima yang terkenal dengan syiar Islam.

 "Melakukan pembangunan masjid di hari yang bersejarah yaitu bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Bima Tanggal 5 Juli 2020," ungkap Bupati.

Pada kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan apresiasi atas dukungan legislatif. "Terima kasih kepada Pimpinan dan anggota DPRD yang telah mendukung sepenuhnya sehingga pembangunan Masjid Agung sehingga dapat dilaksanakan secara bersama-sama," ucap Bupati.

Sebelumnya, Sekretaris daerah Drs.H.M. Taufik HAK, M.Si, dalam pengantarnya mengemukakan, visi dan misi pembangunan daerah harus dijabarkan. Oleh karena itu, pembangunan Masjid Agung senilai Rp 80 milyar tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan amanat visi religius, "meskipun banyak hambatan yang dijumpai,"tutupnya. (red)