Incinews.net
Kamis, 01 Agustus 2019, 14.53 WIB
Last Updated 2019-08-01T06:53:27Z
Opini

Kelahiranmu Dipersoalkan


"Sebuah Bangunan Kerangka Mengurai Kepemimpinan (Perempuan) Yang Kerap Kali Dipertentangkan".

Oleh: Imam_Fardin

Opini- Rasanya Hak Perempuan Selalu Menjadi Diskursus Yang Kiat Tidak Pernah Usai Dimakan Zaman. Pertanyaan Yang Selalu Muncul Mengusik Kita Bersama Kerap Hadir Tanpa Mengenal Masa, Waktu, Tempat & Keadaan., Mengapa Tingkat Partisipasi Politik Perempuan Disejumlah Negara Khusus Berpenduduk Mayoritas Muslim, Termasuk Di Indonesia Sangat Minim. Adakah Sekat- sekat Sosiokultural yang Menghambat Mereka Memasuki Ruang- ruang Publik Politik yang Selalu Dianggap Sebagai Pekerjaan Privasi Laki- laki. Bukankah Sejarah- sejarah Masa Lampau Telah Memberikan Pelajaran Bahwa Banyaknya Kaum Hawa yang Sukses Menata Kehidupan Publik Termasuk Gaya, Pola & Cara Mereka Menata Kehidupan Politik.

Kerangka yang Kita Bangun Mencoba Mengurai Pertanyaan- pertanyaan yang Kerap Mempersoalkan "Kelahiran (Kepemimpinan) Perempuan Sekaligus Meneguhkan Hak- hak Kesetaraan Perempuan Secara Teologis Serta Memahami Arti Penting Peran Mereka Dalam Percaturan Politik Era Ini".

Sejak Abad Ke- 20 M., Wacana/isu Pemberdayaan, Kesetaraan & Hak- hak Publik Kau Gender Sudah Lama Didengungkan Oleh Para Capion Gerakkan Feminisme Pd Dunia Islam, Misalnya; Qasim Amin Dan Nawwal Sa'dawi di Mesir, Fatima Mernissi di Maroko Dan Hasan di Pakistan.

Mereka Adalah Para Tokoh yang Menyerukan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan (Mengasah Bakat/menggali Potensi), Memberikan Kesempatan Kerja, Bahkan Membuka Ruang Partisipasi Dalam Dunia yang Disebut POLITIK.
Fatima Mernissi' Menganjurkan Penafsiran Kembali Teks- teks Klasik Mengenai  Islam yang Memperbolehkan Keterlibatan Perempuan Dalam Mengisi Ruang- ruang Publik. Dan Didalamnya Membantah Kecenderungan Misoginis yang Secara Sistematik Menanamkan Kebencian Terhadap Kaum HAWA.

Sejauh ini, Upaya Pemberdayaan Perempuan melalui Pendidikan Formal/non formal sudah Menunjukan Adanya Perubahan Hasil yang Cukup Signifikan. Akan Tetapi, Sejauh ini Pula Muncul Pertanyaan, Mengapa Peran Politik Kaum Perempuan Disejumlah Daerah yang Berpenduduk Mayoritas Islam Masih Kerap Kali Dipersoalkan.?!

Tidak Dapat Kita Nafikan, Sejak Zaman Penciptaan (ADAM Dan HAWA) yang Dilansir Dalam "BIBEL" Bahwa Perempuan (Hawa) Diciptakan Dari Tulang Rusuk Laki- laki (Adam) Ikut Mempengaruhi Penafsiran Para Ahli Tafsir Teks- teks Dasar Islam. Mitos yang Berkembang Dalam Tradisi Pra Islam ini Kemudian Ikut Mempengaruhi/memperburuk Potret Kehidupan Kaum Perempuan, Ditambah Lagi Dengan Cara Berfikir Misoginis yang Melukiskan Bahwa Perempuanlah (Hawa) Menjadi Penyebab Keluarnya Laki- laki (Adam) Dari Surga. Padahal Denga Tegas TUHAN Menyatakan Bahwa Iblislah yang Menjerumuskan Kedua- duanya Terusir Dari Surga. (Q.S. Al-A'raf: 20-23).

Jika Kita Menelusuri/menelaah Buku- buku Klasik (Jurisprudensi Islam), Sebut Saja Kitab "Ahkam An-Nisa Dan Talbis Al-Iblis" Karya Ibnu Al-Jawzi., Tampak Bahwa Perempuan Adalah Jenis Makhluk Hidup yang Tentunya Memerlukan Kasih- sayang, Perhatian, Bimbingan Serta Membutuhkan Nasehat Berlebih Dari Laki- laki. Karena Secara Insting Perempuan Dianggap "Bodoh Dan Lemah".

Potret Perempuan yang Dianggap Sebagai Mahkluk yang Lemah, Penebar Pesona, Mengundang Fitnah, Penggoda, Penghidup Nafsu- amarah yang Menyebabkan Laki- laki (Adam) Terusir Dari Fasilitas Kehidupan yang Serba Berkecukupan Seperti Di Surga, Sehingga Harus Menerima Konsekwensi Hidup Merosot/melarat Di Bumi. Sampai Saat ini, Hal Semacam itu Masih Berpengaruh Kuat Pd Lingkungan Kehidupan Umat Islam.

Dengan Image Demikian, Sulit Bagi Perempuan untuk Mengisi Ruang- ruang Publik, Termasuk Membangun Partidipasi Dalm Dunia Politik Masih Kerap Dipersoalkan.

Politik Menjadi Ruang Bebas yang Biasa Diisi Laki- laki, Tapi Tertutup Bagi Perempuan Sehingga Kaum Perempuan Terpinggirkan Dari Prosesi Berbagai Pembangunan. Perempuan Selalu Dibuat Merasa Semakin Terpinggirkan Dari Tugas & TanggungJawab Sosial  Dan Tertutup Ruang Secada Struktural, Karena Sering Dianggap Lemah Fisik & Akalnya. Perempuan Kurang Memperoleh Ruang untuk Mengaktualisasikan Dirinya Secara Nyata Pd Dinamika Kehidupan Sosial Kemasyarakatan, Sehingga Potret Kehidupan Merekan Kerap Tidak Menjadi Catatan Penting Dalam Sejarah.

Sejak Periode Awal Islam, Khususnya Perempuan Muslim Menyadari Tentang Adanya KetidakAdilan, Diskriminasi & Marginalisasi. Ummu Salmah, Istri Nabi Muhammad Pernah Mencoba Memperjuangkan Apa yang Dianggapnya Tidak Adil Mengenai Hak- hak Perempuan, Beliau Mengajukan Protes Pd Nabi Dengan Tuntutan; "Wahai Rasulullah, Mengapa Kaum Laki- laki Selalu Disebut Dalam Peristiwa Hijrah, Sedangkan Kami (Perempuan) Tidak".?! Nabi Muhammad Menyadari Tuntutan Tersebut, Kemudian Nabi Mengadu Kepada Allah SWT, Lalu Turunlah Wahyu Berupa Ayat, Maka Allah SWT Mengabulkan Tuntutan Mereka (Perempuan), "Sesungguhnya Kami Tidak Akan Menghilangkan Perbuatan Seseorang Diantara Kalian Baik Laki- laki Maupun Perempuan (Q.S. Ali- Imran: 195).

Ayat Diatas Merupakan Pengakuan Secara Teologis yang Sangat Genuine yang Dirancang TUHAN untuk Melapangkan Jalan Bagi Perempuan Menuju Ruang- ruang Luas yang Selama Hanya ini Diisi Laki- laki yang Dikenal Dengan Ruang Publik. Maksud Esoterik Ayat Diatas Bahwa Aktualisasi Diri Perempuan Akan Mendapatkan Apresiasi yang Sama Seperti Khalayaknya Laki- laki, Sehingga Peran Mereka Tidak Akan Terlihat Sia- sia. Bahkan, Kedua- duanya Akan Memiliki Peran Sejajar/setara Dalam Menjalankan TanggungJawab Publik, Sosial- politik Dalam Menyerukan "Amar Makruf Nahi Munkar (Q.S. At- Taubah: 71).