Incinews.net
Kamis, 31 Januari 2019, 21.47 WIB
Last Updated 2019-01-31T13:47:24Z
Hotel Woro ParadoPariwisata

Pengelola Hotel Woro Parado, Buka Suara Soal Tenggara Point Lodge


Luciana Mega Setia Amri Pengelola Tenggara Point Lodge

Bima,Incinews.Net- Usaha di bidang Pariwisata seperti yang dilakukan Perseroan Terbatas (PT) Sumbawa Point lodge dengan melakukan Investasi membangun Hotel Tenggara Point Lodge di Desa Parado Wane Dusun Woro Kecamatan Parado kabupaten Bima, di gagas sejak Tahun 2013 lalu.

Luciana Mega Setia Amri Selaku Pengelola Hotel Mengatakan Investasi di Woro merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) tetapi Sahamnya Kolaborasi Antara Warga Amerika dan Indonesia, termasuk saya salah seorang yang memiliki Saham pada Investasi Hotel Tenggara Point Lodge,ungkapnya. Kamis (31/1).

“Bangunan Hotel berupa Bungalow dan terdapat 4 Bungalow untuk sementara waktu, dengan jumlah Karyawan 38 Orang yang direkrut dari warga sekitar seperti Parado Wane, Tolo Uwi dan Tolotangga, kemudian digaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR) bahkan lebih dari itu. Khusus Tenaga Ahli, memang Hotel tidak merekrur orang lokal, namun orang diluar yang ahli dibidangnya masing-masing”,Jelas Luciana.

Dalam waktu dekat Tenggara Point Lodge juga akan Melonching 3 Bangunan berupa Villa untuk menunjang Bungalow, artinya kedepan manajemen Hotel akan terus diperbaiki, meskipun sekarang ada kendala kecil-kecilan dan akan kita selesaikan dengan baik. Terang Wanita Asal Jambi ini.

Menyinggung soal tamu yang sering menginap di Bungalow Woro tersebut, Luciana membeberkan kebanyakan tamu Amerika, Eropa dan Australia dan biaya yang di sewa Penginapan tidak dibebankan dengan cara menghitung kamar, melainkan perhitungan orang,”Kami membandrol setiap orang dalam satu malam senilai 200 Dollar AS, kadang nginapnya 5- 10 hari bahkan menambahnya menjadi sebulan, tergantung kenyamanan tamu”,terangnya.

“Untuk tamu Domestik (lokal) dipersilahkan untuk pesan kalau ada yang berminat”,Katanya.

Beberapa waktu terakhir mencuat di publik mengenai pihak hotel tidak ramah pada Pengunjung lokal yang datang kesana, hanya sekedar jalan mendekati lokasi, dengan tegas Luciana membantahnya sampai sekarang lokasi hotel yang dengan luas arealnya sekitar 4 hektar belum dipagari sama sekali dan orang-orang yang asli disana dan tamu lulu lalang seperti biasa, cuman kalau masuk lokasi memang harus ijin security, dipastikan akan kami persilahkan masuk kalau sudah ijin, karna itu semua kita saling menjaga kenyamanan dan keamanan bersama termasuk tamu-tamu Hotel,Katanya.

Lanjut Luciana, sejauh ini Hotel Point Lodge masih patuh pada aturan daerah dan tidak akan melanggar apapun yang menjadi Aturan yang berlaku, jika melanggar maka investasi akan bermasalah, setiap bulan kita memberikan sumbangsi sebagai pendapatan asli daerah sekitar 30 juta rupiah per Bulan, tetapi tergantung banyak dan sedikitnya tamu, sebagaimana konswekwensi dari Perda Kabupaten Bima membebankan 10 % dari Pendapatan Hotel,tegasnya.

“Tenggara point Lodge resmi beroperasi sejak april 2018 dan berkomitmen memberikan kontribusi real terhadap pembangunan daerah dan masyarakat, maka kami sangat membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak, kita akan terbuka bagi siapapun yang misalnya mempertanyakan mengenai Investasi tetapi dengan cara kita sebagai orang indonesia yang penuh dengan budaya kesan kesantunanya”,Tutup Luciana. (Inc)