Bima,Incinews.net – Kekosongan dokter di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Parado bukan lagi sekadar persoalan administratif, melainkan telah berubah menjadi krisis layanan kesehatan yang secara nyata merugikan warga.
Keluhan masyarakat terus bermunculan. Pasien yang datang berobat harus pulang tanpa mendapatkan layanan medis yang layak karena dokter tidak pernah hadir di tempat tugasnya.
“Yang jadi korban selalu pasien. Dokter tidak pernah ada, tapi masyarakat tetap disuruh menunggu,” keluh seorang warga dengan nada geram.
Informasi yang dihimpun Incinews.net menyebutkan, kondisi kekosongan dokter ini telah berlangsung cukup lama. Ironisnya, meskipun secara struktural dokter tercatat bertugas di PKM Parado, dalam praktik sehari-hari kehadirannya nyaris tidak pernah terlihat.
Akibatnya, warga dari sejumlah desa seperti Parado Wane, Kanca, Kuta, Lere, dan Raro kehilangan akses layanan kesehatan dasar. PKM yang seharusnya menjadi garda terdepan pelayanan justru kerap tutup. Pelayanan yang ada hanya dilakukan oleh petugas atau pegawai non-dokter, tanpa kewenangan dan kompetensi medis penuh.
“PKM tutup, dokter tidak ada. Pengumuman sudah ditempel di depan PKM. Ini bukan sekali dua kali,” ungkap warga Parado lainnya.
Situasi ini memunculkan pertanyaan serius tentang pengawasan dan tanggung jawab Kepala PKM Parado serta pemerintah daerah. Hingga berita ini diturunkan, belum terlihat langkah tegas atau solusi konkret untuk memastikan kehadiran dokter dan keberlangsungan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Pembiaran terhadap kondisi ini berpotensi melanggar hak dasar warga atas pelayanan kesehatan sebagaimana dijamin oleh undang-undang. Jika terus dibiarkan, masyarakat Parado terancam semakin terpinggirkan dalam akses layanan kesehatan yang seharusnya menjadi kewajiban negara.
Incinews.net masih berupaya menghubungi Kepala PKM Parado dan pihak pemerintah kecamatan untuk meminta klarifikasi dan penjelasan resmi terkait kekosongan dokter serta langkah apa yang akan diambil untuk mengakhiri persoalan ini.

