Kota Bima, Incinews,Net- Upaya pelestarian dan pengakuan warisan budaya Bima kian menggema. Sekretaris Daerah Kota Bima, Drs. H. Mukhtar, MH menghadiri seminar budaya dan sejarah bertajuk Manuskrip Goes to Campus yang mengangkat naskah kuno "Bo Sangaji Kai" menuju pencatatan sebagai warisan dunia Memory of the World oleh UNESCO. Acara digelar di Auditorium Djafar Amin, Universitas Nggusu Waru, Kamis (26/06), dan menjadi sorotan akademisi serta pegiat budaya.
Acara ini diinisiasi oleh Museum Samparaja Bima bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesiana, LPDP, dan Universitas Nggusu Waru. Hadir pula Wakil Rektor I Universitas Nggusu Waru, Dr. Tasrif, M.Pd, para pemateri nasional, serta ratusan mahasiswa yang antusias mengikuti kegiatan.
Kepala Yayasan Museum Samparaja Bima, Dr. Dewi Ratna Muchlisa Mandiyara, SE, M. Hum, menegaskan bahwa seminar ini merupakan bagian penting dari proses edukasi, pelestarian, serta diplomasi budaya.
“Tujuannya agar generasi muda, khususnya mahasiswa, memahami isi, makna, dan nilai-nilai luhur dari naskah Bo Sangaji Kai. Naskah ini merupakan kekayaan literasi sejarah yang menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat Bima,” ujarnya.
Dae Dewi, sapaan akrabnya, juga mengungkapkan bahwa naskah Bo Sangaji Kai saat ini dalam proses pengajuan sebagai warisan dokumenter UNESCO.
“InsyaAllah tahun 2026, naskah Bo Sangaji Kai akan resmi dianugerahi Memory of the World Asia Pasifik UNESCO di Filipina. Ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia, khususnya masyarakat Bima,” tambahnya.
Seminar ini menghadirkan sejumlah pemateri terkemuka, di antaranya Dr. Dewi Ratna Muchlisa Mandiyara (Kepala Museum Samparaja Bima), Fahru Rizki (Penulis & Penggiat Budaya Bima dari Mbojoklopeda), Ihsan Iskandar (Ketua Sigarda NTB), serta Badrunsyah (Penggiat Budaya dan Sejarah Bima).
Dalam sambutannya, Sekda Kota Bima Drs. H. Mukhtar, MH menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar tersebut. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bima mendukung penuh upaya pelestarian budaya lokal sebagai warisan dunia.
“Warisan leluhur seperti Bo Sangaji Kai harus kita jaga dan wariskan kepada generasi mendatang. Ini bukan sekadar teks kuno, tapi cerminan peradaban dan nilai luhur masyarakat Bima,” tegasnya.
Kegiatan Manuskrip Goes to Campus ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat identitas budaya daerah dan mendorong peran aktif generasi muda dalam pelestarian warisan sejarah bangsa. Seminar ini diharapkan menjadi awal dari kebangkitan literasi sejarah lokal yang mampu menembus panggung dunia.