Foto: Ketua DPRD NTB. |
INSAN CITA (inciNews.net) MATARAM -Dugaan hubungan asmara Direktur RSUD Provinsi NTB, Inisial HM alias Dokter Jack bersama Dokter Spesialis Bedah inisial UI kian memanas belakangan ini. Mencuatnya ke permukaan publik itu memantik respons Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda. Isvie meminta Direktur RSUD Provinsi itu untuk menyelesaikan polemik itu secara kekeluargaan.
“Saya minta Dokter Jack (Direktur RSUD NTB) untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Panggil baik-baik Dokter UI itu dan bicarakan dari hati-ke hati,” ungkap Isvie, saat di Temui di ruangannya di Gedung DPRD NTB, (24/7/2023) di jalan Udayana Nomor.11 Dasan Agung Kota Mataram.
Perempuan pertama yang jadi Ketua DPRD NTB itu menegaskan, sebagai seorang perempuan, dugaan perselingkuhan antara Dokter Jack dengan anak buahnya sebagai Dokter spesialis bedah plastik di RSUD NTB itu dirinya sangat prihatin.
“Soal benar atau tidaknya itu soal pribadi masing-masing. Tetapi naik ke permukaan (publik) persoalan ini sangat miris bagi saya sebagai seorang perempuan. Tentu hal ini sangat menyakitkan dan tidak boleh terjadi lagi,” katanya.
Karena kasus dugaan perselingkuhan tersebut sudah menjadi perhatian publik, Isvie menyarankan Dokter Jack untuk diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan.
“Saran saya diselesaikan secara kekeluargaan dan secara baik-baik,” sarannya.
Namun bagi Dewi Sapto, apa yang disampaikan terkait dugaan skandal asmara "terlarang" Dokter UI dengan Dokter Jack, pihaknya memiliki data beberapa hotel mewah di NTB tempat melakukan hubungan asmara "terlarang" itu.
"Jaman sekarang sudah canggih, bisa kita buka CCTV hotel itu. Nanti penyidik yang punya tugas meminta data pengunjung pada hari dan jam yang sama," tegasnya.
Yang jelas kata Sapto Dewi, sangat mempersilahkan Dokter Jack keberatan dan melapor jika memiliki dasar hukum kuat, tidak hanya sekedar melapor saja, supaya pihaknya segera meminta aparat penegak hukum melakukan visum terhadap kliennya (Dokter UI, red).
"Orang yang belasan tahun meninggal saja bisa diketahui penyebabnya, kalau sudah di otopsi. Nah, kasus yang menimpa klien saya ini belum lama," katanya.
Menurut Sapto Dewi, boleh saja Dokter Jack tidak mengakui perbuatannya dan pasti tidak mengakui, namun perbuatan itu ada korbannya.
"Ketika oknum pelaku tidak mengakui, tentu itu pasti jelas, mana ada orang yang melakukan perbuatan kurang terpuji mau mengakuinya," ungkapnya.
Sapto Dewi juga meluruskan bahasa sesat yang dilontarkan Dokter Jack. Justru dirinya kembali mempertanyakan bahasa sesat itu yang mana.
"Saya tidak pernah menyesatkan masyarakat dan pembaca. Siapa dulu yang memulai hubungan itu ada dan dimana melakukan perbuatan asmara "terlarang" seperti data Hotel-hotel besar di NTB ini ada. Kami punya data itu, apanya yang susah, tidak ada yang susah di jaman canggih ini," geramnya.
Dikatakan Sapto Dewi, kalau merasa ada pencemaran nama baik, tentu ketika perbuatan tidak terbukti, silahkan saja melapor. Tapi ini perbuatan ada, artinya bukan pencemaran nama baik. Malah dirinya akan melaporkan dugaan pelecehan terhadap kaum perempuan, pasal pelecehan itu ada.
"Saya tidak mau gembar-gembor, pasti laporkan oknum pelaku. Nanti kita uji materi, saya fight karena sudah keterlaluan. Klien saya harus dibela secara hukum, harkat dan martabatnya di injak-injak, bisa tidak kembalikan harkat dan martabat klien saya itu," pungkasnya.