Incinews.net
Senin, 24 Juli 2023, 19.33 WIB
Last Updated 2023-07-27T05:18:05Z
DPRDMataramPolitik

Ketua DPRD NTB Angkat Bicara Soal Kasus Direktur Jack

Foto: Ketua DPRD NTB.


INSAN CITA (inciNews.net) MATARAM -Dugaan hubungan asmara Direktur RSUD Provinsi NTB, Inisial HM alias Dokter Jack bersama Dokter Spesialis Bedah inisial UI kian memanas belakangan ini. Mencuatnya ke permukaan publik itu memantik respons Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda. Isvie meminta Direktur RSUD Provinsi itu untuk menyelesaikan polemik itu secara kekeluargaan.


“Saya minta Dokter Jack (Direktur RSUD NTB) untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Panggil baik-baik Dokter UI itu dan bicarakan dari hati-ke hati,” ungkap Isvie, saat di Temui di ruangannya di Gedung DPRD NTB, (24/7/2023) di jalan Udayana Nomor.11 Dasan Agung Kota Mataram.


Perempuan pertama yang jadi Ketua DPRD NTB itu menegaskan, sebagai seorang perempuan, dugaan perselingkuhan antara Dokter Jack dengan anak buahnya sebagai Dokter spesialis bedah plastik di RSUD NTB itu dirinya sangat prihatin.


“Soal benar atau tidaknya itu soal pribadi masing-masing. Tetapi naik ke permukaan (publik) persoalan ini sangat miris bagi saya sebagai seorang perempuan. Tentu hal ini sangat menyakitkan dan tidak boleh terjadi lagi,” katanya.


Karena kasus dugaan perselingkuhan tersebut sudah menjadi perhatian publik, Isvie menyarankan Dokter Jack untuk diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan.


“Saran saya diselesaikan secara kekeluargaan dan secara baik-baik,” sarannya.


Sebelumnya kasus tersebut pertama kali dihembuskan Dokter UI melalui Kuasa Hukumnya Sapto Dewi T, SH., MH., CTL., Selaku kuasa Hukum Dokter UI, menyampaikan, Awal kisah bermula, saat Dokter UI  ditugaskan di Rumah Sakit yang berada di Kota Mataram sebagai salah satu dokter spesialis paruh waktu atas sebuah kerjasama dengan sebuah Universitas Negeri di Mataram pada tahun 2018 dan diperbaharui 2022.

"Awal mula kisah dugaan asmara ‘terlarang’ itu pun dimulai saat dokter cantik menyampaikan laporan ke ruangannya. Disinilah asal muasal kisah itu dimulai. Ketika ia menemui klien saya. Diduga klien saya ditanya soal yang bersifat pribadi seperti apakah sudah berkeluarga dan hobby. Padahal itu pertanyaan yang gak perlu ditanyakan,” kata kuasa hukum yang akrab disapa ibu Yana ini.

Seiring berjalannya waktu, dokter UI yang masih menyandang status single alias belum berkeluarga ini pun diduga diajak keluar diluar jam kerja.

“Saat itu usai berbuka puasa pada bulan puasa 2021. Pada saat masih suasana Covid19. Awalnya klien saya menolak diajak berbuat yang diduga ‘aneh-aneh’ dimobil yang dikendarainya. Disitulah diduga dimulainya niat yang tidak benar itu. Jadi ada hal-hal yang diduga tidak pantas yang terjadi saat itu. Tapi klien saya menolaknya,” terangnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, sambung ia, meski dokter UI menolak, namun menurutnya karena diduga ia terus berusaha mengejar cinta sang dokter dan ditengarai diiming-imingi untuk dinikahi, maka akhirnya dokter cantik itu luluh dengan rayuan Gombal sang Direktur.

“Bahwa ia mau menikahi klien saya. Jadi kisah asmara itu dimulai dari April hingga November 2021. Saya lihat bukti chating nya sekitar-sekitar itu. Jadi ini diduga bukan asmara biasa tapi ditengarai asmara yang luar biasa karena sudah ada dugaan hubungan yang lebih jauh,” ungkapnya.

Namun, lanjutnya, ketika hubungan yang diduga ‘terlarang’ ini ramai menjadi gosip di lingkup kerjaan dan diduga akan menjadi ancaman bagi kerjaannya menjadi pimpinan di rumah sakit itu. 

“Ia pun ditengarai perlahan menghindar. Hingga klien saya menemui istrinya dan meminta izin untuk menjadi istri kedua. Namun istrinya menolak. Dan saat itu klien saya dimarahinya habis-habisan dan sejak saat itu klien saya tidak pernah dihubungi lagi dan nomor klien saya pun diblokir,” tuturnya.

Bahkan kliennya pun diberhentikan dengan hormat dari tugasnya pada tanggal 04 Juli 2023.

“Tujuannya yah itu tadi agar ia tidak lagi bertemu sama klien saya. Inikan sebuah dugaan tindak kesewenang-wenangan dan tidak disertai pertimbangan yang rasional terhadap profesi maupun pribadinya,” tegasnya.

Atas kejadian itu, lanjutnya, kliennya pun melayangkan surat somasi kepada pimpinan rumah sakit itu. 

“Namun dua kali somasi yang dilayangkan tidak pernah ditanggapi. Karena tidak ditanggapi maka kami akan melakukan upaya hukum dengan menggugat SK Pemberhentian tersebut ke PTUN,” tegasnya.

Selain menggugat ke PTUN, pihaknya pun berencana akan melaporkan perbuatan oknum pimpinan rumah sakit tersebut ke Ditreskrimum Polda NTB. “Segera kita laporkan,” tutupnya.

Terpisah, Direktur HM membantah apa yang dituduhkan. “Oh nggak benar seperti itu,” bantahnya kepada sejumlah wartawan.

Pihaknya mengaku pemberhentian itu sudah mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada.

“Dia itu PNS nya Unram. Bukan PNS di Rumah Sakit. Nah kami dari kepegawaian menganalisa beban kerja karena pasiennya tidak ada maka kami lakukan efisiensi dengan mengembalikannya ke Unram. Bukan memberhentikan, karena Unram yang punya,” terang HM.

Ia pun secara tegas membantah pemberhentian tersebut dikarenakan tersebarnya informasi adanya hubungan terlarang dengan dokter UI.

“Oh nggak benar itu. Ngapain saya seperti itu. Sayakan sudah punya istri kok. Nggaklah, saya juga punya keluarga kok. Nikahin apa?. Saya juga punya keluarga,” bantahnya lagi.

Ketika dikonfirmasi mengenai adanya permintaan dokter UI ke istri dokter HM untuk siap menjadi istri kedua. Dia pun secara tegas membantahnya.

“Siapa juga yang mau. Ngawur itu. Tidak ada seperti itu. Yang ada itu hubungan yang kami bangun adalah hubungan secara profesional,” tegasnya.

Pihaknya juga membantah adanya dugaan perbuatan ‘aneh-aneh’ yang diduga dilakukannya diatas kendaraannya pada awal bulan puasa 2021. 

“Gak mungkinlah saya maksa. Umurnya berapa coba,” tepisnya.

Mengenai adanya upaya pihak dokter UI menggugat SK Pemberhentian itu ke PTUN dan melaporkannya ke pihak Polda NTB, HM mengaku tidak berkeberatan.

“Silahkan saja. Nggak masalah. Saya siapkan pengacara,” pungkasnya. 

Menanggapi hal itu, Kuasa Hukum Dokter Cantik inisial UI, Sapto Dewi Trisnawati membongkar bukti Screenshot Chat WhatsApp Direktur Jeck Dangan Dokter UI.

"Ini bukti-bukti chatingan WhatsApp antara Direktur RSUD Provinsi dengan klien saya dari April hingga November 2021," sambil menunjukkan bukti-bukti berjilid-jilik screnshot chat mesra tersebut.

Namun bagi Dewi Sapto, apa yang disampaikan terkait dugaan skandal asmara "terlarang" Dokter UI dengan Dokter Jack, pihaknya memiliki data beberapa hotel mewah di NTB tempat melakukan hubungan asmara "terlarang" itu.


"Jaman sekarang sudah canggih, bisa kita buka CCTV hotel itu. Nanti penyidik yang punya tugas meminta data pengunjung pada hari dan jam yang sama," tegasnya.


Yang jelas kata Sapto Dewi, sangat mempersilahkan Dokter Jack keberatan dan melapor jika memiliki dasar hukum kuat, tidak hanya sekedar melapor saja, supaya pihaknya segera meminta aparat penegak hukum melakukan visum terhadap kliennya (Dokter UI, red).


"Orang yang belasan tahun meninggal saja bisa diketahui penyebabnya, kalau sudah di otopsi. Nah, kasus yang menimpa klien saya ini belum lama," katanya.


Menurut Sapto Dewi, boleh saja Dokter Jack tidak mengakui perbuatannya dan pasti tidak mengakui, namun perbuatan itu ada korbannya.


"Ketika oknum pelaku tidak mengakui, tentu itu pasti jelas, mana ada orang yang melakukan perbuatan kurang terpuji mau mengakuinya," ungkapnya.


Sapto Dewi juga meluruskan bahasa sesat yang dilontarkan Dokter Jack. Justru dirinya kembali mempertanyakan bahasa sesat itu yang mana.


"Saya tidak pernah menyesatkan masyarakat dan pembaca. Siapa dulu yang memulai hubungan itu ada dan dimana melakukan perbuatan asmara "terlarang" seperti data Hotel-hotel besar di NTB ini ada. Kami punya data itu, apanya yang susah, tidak ada yang susah di jaman canggih ini," geramnya.


Dikatakan Sapto Dewi, kalau merasa ada pencemaran nama baik, tentu ketika perbuatan tidak terbukti, silahkan saja melapor. Tapi ini perbuatan ada, artinya bukan pencemaran nama baik. Malah dirinya akan melaporkan dugaan pelecehan terhadap kaum perempuan, pasal pelecehan itu ada.


"Saya tidak mau gembar-gembor, pasti laporkan oknum pelaku. Nanti kita uji materi, saya fight karena sudah keterlaluan. Klien saya harus dibela secara hukum, harkat dan martabatnya di injak-injak, bisa tidak kembalikan harkat dan martabat klien saya itu," pungkasnya.