Incinews.net
Jumat, 14 Januari 2022, 18.24 WIB
Last Updated 2022-01-14T16:14:11Z
DPRDMataramNTB

Pimpinan DPRD NTB Tegaskan Agar Berdakwah Jangan Buat Masyarakat Resah

Foto: Pimpinan Rapat Paripurna DPRD NTB.

insan cita (incinews), Mataram – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat (DPRD NTB) saat menggelar rapat paripurna persidangan I tahun sidang 2022 kembali menyoroti soal konflik akibat potongan video ceramah di Kabupaten Lombok Timur beberapa hari belakangan.


Saat membuka rapat paripurna, Pimpinan sidang H Muzihir menyampaikan rasa prihatin atas kasus dakwah kontroversial di Lombok Timur.


“Kami prihatin atas dakwah yang menyakiti masyarakat sasak. Kami pimpinan dan segenap anggota DPRD NTB merasakan keprihatinan yang mendalam,” kata H Muzihir yang memimpin rapat paripurna, kemarin (7/1/2022).


Pihaknya menghimbau agar Peristiwa itu menjadi pelajaran berharga. Sekaligus pengingat bagi para tokoh agama dan juru dakwah, agar mengedepankan narasi yang sejuk dan damai.


"Bukan dakwah yang menyinggung keyakinan dan perasaan orang lain. Dakwah yang sensitif hanya akan membuat situasi daerah terganggu. Menimbulkan distabilitas keamanan,” ungkapnya.


Ia juga menekankan, agar tokoh agama dan para juru dakwah diharuskan menjaga kerukunan umat beragama.


“Kami mengimbau agar masyakat dapat mengendalikan diri, tidak mudah terprovokasi, oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tekannya.


Pemerintah provinsi diminta bergerak cepat dan konstruktif. Meredam kemarahan warga yang kecewa.


Terlebih dalam waktu dekat, NTB akan menjadi tuan rumah kembali dalam ajang balap kuda besi terbesar sejagat: MotoGP.


“Saat ini kita menjaga agar dunia agar tetap menganggap NTB tempat yang aman untuk MotoGP, WSBK, Formula One, dan lain-sebagainya,” ulasnya.


Teknologi informasi sudah berkembang dengan sangat pesat. Publik juga dengan mudah mengaksesnya.


Maka di manapun para tokoh agama dan pendakwah menyampaikan gagasannya harus menjaga materi yang disampaikan pada publik. Sehingga tidak memicu, persoalan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan daerah.


Anggota Komisi V DPRD NTB TGH Hazmi Hamzar berpendapat seharusnya, mengemukakan perbedaan pendapat dalam beragama dilakukan dengan cara yang baik bukan menghina.


Terlebih materi debat tentang ziarah kubur, qunut, jumlah rakaat tarawih, dan lain sebagainya merupakan bahan debat sejak lama.


“Kalau mau diperdebatkan, debatlah dengan cara yang baik, berikan pemahaman yang baik tanpa harus mengejek,” tekannya.


Terlepas dari beragam perbedaan itu, yang paling penting di atas semua itu adalah menjaga ukhuwah islamiah. “Antar sesama umat Islam,” tekannya.


Hazmi Hamzar juga mendorong untuk membentuk Forum Komunikasi Kerukunan Antar Kelompok Islam. Sebagai wadah para petinggi kelompok di dalam Islam untuk membangun semangat rasa persaudaraan.


Harus sering muzakarah (bertukar pikiran, Red),” ulasnya.


Menurutnya, MUI adalah lembaga yang bisa menginisiasi lahirnya wadah ini.


“Forum komunikasi Pondok Pesantren dan Kampus-kampus Islam juga sudah menginisiasi terbentuknya itu,” ujar Ketua Yayasan Maraqittaqlimat, Mamben, Lombok Timur itu. (Red)