Incinews.net
Jumat, 24 Desember 2021, 17.02 WIB
Last Updated 2021-12-24T23:18:37Z

Kader HMI Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU 2021-2026

Foto: Yahya Cholil Staquf 

Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi ketua umum baru dari organisasi islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU), setelah berhasil mengungguli calon petahana Said Aqil Siradj dalam pemilihan yang berlangsung di sela muktamar NU ke-34 di Lampung.


Setelah proses pemungutan suara pada Jumat (24/12/2021) pagi sekitar pukul 10.30 WIB, Pimpinan Sidang, Muhammad Nuh mengesahkan Yahya, yang juga merupakan saudara dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas, sebagai calon terpilih.


“Sesuai dengan pasal 28 ayat 2, tata tertib Muktamar 34, maka KH Yahya Cholil Staquf ditetapkan sebagai Ketua Umum PB NU masa khidmat 2021-2026,” kata Nuh.


Dari total 548 suara yang masuk, Yahya, yang akrab dikenal dengan sebutan Gus Yahya, berhasil mengantongi 337 suara, mengungguli pesaing terkuatnya Said yang memperoleh 210 suara. Satu suara dinyatakan gugur dalam pemilihan tersebut.


Meskipun sejumlah nama menyeruak dalam muktamar NU pada minggu ini, sosok Yahya sudah diprediksi akan menjadi pesaing kuat bagi calon petahana Said Aqil Siradj dalam memperebutkan kursi kepemimpinan NU.


Rekomendasi Muktamar NU


Selain memilih kepengurusan baru, Muktamar NU ke-34 kali ini juga memberikan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah. Seluruh rekomendasi itu, dibacakan oleh Ketua Komisi Rekomendasi Muktamar NU 34, Alissa Wahid dalam Sidang Pleno III Kamis (23/12/2021) malam.


Di sektor pendidikan, NU meminta pemerintah mengakomodasi nilai-nilai luhur sebagai bagian dari sistem kurikulum nasional, merevitalisasi nilai luhur bangsa dan mengembangkan penguatan kerukunan. Pemerintah juga diminta meningkatkan pembinaan paham keagamaan moderat.


"Dalam hal mengurangi intoleransi, sikap perilaku dan regulasi yang diskriminatif atas dasar mayoritas-minoritas, pemerintah khususnya Polri perlu memperkuat pendekatan jaminan hak-hak konstitusional warga negara dalam membangun harmoni sosial dan ketertiban umum,” papar Alissa.


Dalam bidang demokrasi, hukum dan antikorupsi, NU meminta penguatan masyarakat sipil di tengah penguasaan sistem demokrasi oleh oligarki saat ini. Desain sistem demokrasi juga perlu perbaikan dengan nilai lokal dan pengarusutamaan gender untuk memastikan partisipasi dan kepemimpinan perempuan. NU juga mengusulkan adanya perbaikan mekanisme pemilihan dan penyempurnaan skema desentralisasi.


“Mendesak kepemimpinan nasional agar mengambil tanggung jawab dan kendali kepemimpinan dengan sungguh-sungguh dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi,” lanjut Alissa membacakan rekomendasi.


Selanjutnya, NU berharap bahwa negara juga dapat mengurangi liberalisasi pendidikan dan menerapkan kebijakan afirmatif bagi peserta didik perempuan. Pencegahan kekerasan dalam keluarga, terutama terhadap perempuan, anak dan individu berkebutuhan khusus harus ditingkatkan. Tidak ketinggalan, NU mendesak pemerintah dan DPR segera mengesahkan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual.


“Negara perlu segera mengesahkan RUU TPKS sebagai payung hukum untuk memberantas kekerasan seksual yang telah menelan korban sangat banyak,” kata Alisa.


Kemenangan Gus Yahya Merupakan Kemenangan Umat dan Kemenangan atas Kebersamaan NU 


Pejabat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Romadhon Jasn mengatakan terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merupakan kemenangan umat NU.

"Kemenangan Gus Yahya merupakan kemenangan umat dan kemenangan atas kebersamaan NU. Terpilihnya Gus Yahya perlu diapresiasi karena melalui tahapan muktamar yang berjalan dengan baik, demokratis dan sejuk serta prinsip musyawarah mufakat dijunjung tinggi," kata Romadhon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Romadhon mengaku HMI perlu belajar banyak kepada NU. Pasalnya, organisasi keagamaan sekelas NU mampu menghadirkan kesejukan dalam muktamar dengan saling menghormati satu sama lain.

"HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam perlu juga belajar atas proses pemilihan pimpinan PBNU. Sebuah penghormatan luar biasa dari Gus Yahya kepada Kiai Said. Sebuah gesture penghormatan, meskipun baru saja bertarung dalam kontestasi ketua umum," ujarnya.

Romadhon mengatakan atas nama PB HMI, dirinya mengucapkan terima kasih dan hormat untuk Said Aqil Siradj atas prestasi dan pengabdiannya selama menjadi Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 dan 2015-2021.

Romadhon berjanji, untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, ke depan PBHMI akan melakukan silaturahmi kepada Ketua Umum PBNU yang baru. Menurutnya, ia akan meminta bimbingan dan masukan dari Gus Yahya yang merupakan alumni HMI ketika kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

"PB HMI akan sowan kepada Gus Yahya yang juga alumni HMI UGM untuk meminta masukan buat organisasi. Kami berharap amanah yang diemban Gus Yahya ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk membangun umat dan bangsa. Misalnya memastikan bumi, air dan kekayaan alam Indonesia agar dipergunakan seadil-adilnya," kata Romadhon.

Ia yakin di bawah Gus Yahya, NU dapat hadir sebagai organisasi yang berada di tengah tidak mengikuti arus ke kiri ataupun ke kanan. Menurutnya, NU harus mengolaborasikan seluruh potensi yang dimiliki umat nahdliyin yang tersebar di seluruh pelosok negeri untuk kepentingan umat dan bangsa.

"PBHMI siap berkolaborasi dengan PBNU dalam mengawal perubahan di tengah masyarakat. Islam rahamatan lil alamin harus diartikulasikan lebih praktis dalam kerja-kerja kemanusiaan," kata Romadhon pula.


Muktamar NU ke-34, Profil dan Biodata KH Yahya Cholil Staquf


KH Yahya Cholil Staquf dikenal juga dengan sapaan Gus Yahya, merupakan ulama berkebangsaan Indonesia. Gus Yahya dikenal sebagai kiai, ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama.


Gus Yahya merupakan sosok yang lahir dari pesantren. Yahya Cholil Staquf sendiri dikenal sebagai santri tulen yang mempunyai garis keturunan kyai dan mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.

Gus Yahya dari kecil menempuh pendidikan di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah. Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.


Kader HMI Jogjakarta


Lantas, bagaimana profil dan biodata Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang merupakan alumni sekaligus mantan ketua cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.


Sebagaimana diketahui  KH. Yahya Cholil Tsaquf merupakan anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sekaligus mantan Ketua HMI Jogjakarta tahun 1985/1986.


Kader HMI menahkodai PBNU bukanlah pertama kalinya. Sebelumnya, alm. KH. Hasyim Muzadi yang merupakan kader HMI Malang juga pernah menduduki sebagai Ketua Umum PBNU periode 2004-2010.


"Kader HMI sebagai kader intelektual dilatih untuk merangkul bukan memukul. Di HMI dilatih untuk bisa berbagi bukan memonopoli"


Dikutip dari berbagai sumber, berikut profil dan biodata  Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.

  • Nama : Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya
  • Tempat Lahir : Rembang, Jawa Tengah
  • Tanggal Lahir : 16 Februari 1966
  • Agama : Islam
  • Orang tua : KH Muhammad Cholil Bisri (ayah) Muchisnah (ibu)
  • Adik Kandung : Yaqut Choilil Coumas (Menteri Agama)
  • Pendidikan : Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah; Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta; Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Panggilan ‘Gus’ untuk Gus Yahya setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren, panggilan yang digunakan untuk memanggil nama anak seorang kyai atau pengasuh pesantren.


Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang sangat dekat dengan organisasi NU. Ayah Gus Yahya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri dan bersama Gus Dur, mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).


Selain itu, Gus Yahya juga merupakan keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus.bKetika Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberikan amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). (Red)