Incinews.net
Selasa, 20 Oktober 2020, 15.19 WIB
Last Updated 2020-10-20T07:31:46Z
DPRNTB

Selain Laut, DPRD NTB Dorong Pemerintah Jadikan Wisata Agro Jadi Sektor Unggulan

Foto: Desa Wisata Svarga Bumi. Salah satu destinasi wisata unggulan di Magelang. Dibuka pada 8 Agustus 2020 lalu. (O'im)

Djogjakarta, incinews.net: Sektor pariwisata salah satu Sektor Utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) di  Nusa Tenggara Barat (NTB) Namun hingga kini, beberapa objek wisata Agro baik perkebunan dan Pertanian belum digarap secara maksimal selain Wisata laut untuk dijadikan Spot wisata andalan unggulan meningkatkan PAD.


Hal itu bisa terlaksana dengan baik, apabila ada dukungan serius sejumlah pihak, adanya sinergi yang baik yakni pemerintah serta masyarakat. 


"Dengan didukung manajemen yang baik serta pengelolaan secara matang insyaAllah bisa menjadi salah satu solusi geliatnya sektor wisata ditengah Pandemi Covid-19. Paling penting adalah pelaksanaannya harus tepat untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri dan secara tidak langsung pelibatan masyarakat dan pemuda setempat terjadi,” ungkap Abdul Rauf selaku Anggota DPRD Provinsi NTB kepada wartawan, Jum'at (16/10/2020).


Legislator Partai Demokrat Wakil Ketua Komisi II yang akrab disapa bang Rauf ini kembali menegaskan, beberapa objek wisata dapat diandalkan untuk mendongkrak PAD selain potensi laut kita, kita juga memiliki kawasan kebun, Hutan dan sektor pertanian untuk digarap sebagai daya tarik jadi spot wisata unggulan sebenarnya, "bahkan sebenarnya kalo dibandigkan Desa Wisata Svarga Bumi daya tariknya jauh lebih bagus di sejumlah daerah di NTB kalo ditata dan dikelola dengan baik," ungkap bang rauf.


Pemerintah Daerah (Pemda), baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, menurut Bang Rauf mesti serius lagi mengembangkan sejumlah objek wisata tersebut.


Dalam proses pengembangannya memang, menurutnya, mesti melibatkan pihak ketiga, baik pengelolaannya, maupun dalam upaya mendatangkan wisatawan secara periodik di NTB.


Selain itu, ia menambahkan, melihat Bagaimana pengelolaan lahan yang ada di NTB yang sebagian bisa dimaksimalkan untuk pariwisata yang lahan pertaniannya sangat tidak produktif. "ia, kan banyak lahan di NTB, hanya saja kemauan dari masyarakat mungkin saja masih kurang, ditambah lagi dari pemerintah itu sendiri," imbuhnya.


Selain itu, ia menjelaskan, tentunya ditengah pandemi covid-19 ini, kata rauf, yang kita juga tidak tahu kapan akan berakhir tidak ada yang berani memastikan kapan, bahkan dunia pun tidak berani memastikan kapan akan berakhir. Nah kata ia, kreatifitas inovatif semacam ini di desa di NTB justru pemerintah terkait harus mendorong agar masyarakat di desa itu mau berinovasi dan berkreatifitas dalam usaha pemanfaatan dari pada lahan-lahan yang mereka miliki di masing-masing desa.


"untuk itu, kita bangun dan mengajak warga masyarakatnya bangun seperti ini untuk selanjutnya dijual melalui produk online atau melalui media sosial,"tambahnya.


Sementara, Duta Partai Golkar menjelaskan, Setelah kita lihat Svarga Bumi yang ada di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah yang luar biasa penuh Inovasi dari masyarakat, pemerintah maupun pihak ketiga dari kalangan swasta. "Sehingga kenapa tidak jika kita minta kepada kepala desa yang ada di NTB yang lahan pertaniannya produktif mengajak warganya untuk bangun seperti ini," ungkap Lalu Satriawandi, salah seorang anggota DPRD NTB, di sela-sela kunjungan ke Desa Wisata Svarga Bumi.


Selain itu, sambung ia, tentu penggarap maupun yang punya lahan sama-sama akan menghasilkan melalui usaha seperti yang kita lihat sekarang ini. Itu yang kita harapkan. Kata Lalu Satriawandi, Alam di lombok maupun di NTB secara umum sangat mendukung baik di pulau Sumbawa maupun di pulau Lombok. contoh seperti wilayah utara Lombok mulai dari kopang, mantang dan batukliang dan seterusnya sampai karang sideman itu. 


"Sudah luar biasa panorama alamnya, hutannya dan seterusnya. Kemudian pertaniannya juga tidak kalah jauh kok seperti ini bahkan lebih indah menurut saya, lebih elok apabila ini diterapkan di sana akan semakin didukung oleh panorama alamnya yang sudah ada," bebernya.


Selain itu, Promosi yang harus diperkuat dan seperti yang saya bilang tadi memperbanyak bermain di mensos untuk mempromosikan apa yang menjadi usaha di masing-masing Desa kita yang berada di NTB ini. 


Kalau dukungan politis dari dewan sendiri untuk mendorong biar cepat realisasi?, ia mengatakan,  secara politis tidak ada kesulitan kita untuk mendorong hal-hal yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat. 


Tujuan pemerintah juga akan seperti itu apapun yang pemerintah lakukan itu tentu hajat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat maupun menuntaskan kemiskinan atau juga menumbuh kembangkan perekonomian masyarakat secara umum. Itu tujuan hakiki pemerintah. "Jadi kalau ada hal-hal seperti ini pemerintah pun harus mau mengambil bagian yang paling utama untuk mensuport itu dalam rangka mencapai tujuan tadi," terang Lalu Satriawandi, yang juga menjabat sebagai sekretaris Komisi III DPRD NTB ini.


Sementara itu, H. Ruslan Turmuzi yang juga anggota DPRD NTB dari partai PDIP menegaskan, jika alam di Lombok sangat indah. Tapi selama ini bagian promosi di Dinas Pariwisata NTB lebih banyak mempromosikan kawasan-kawasan yang bersifat internasional tidak bermain di lokal. Padahal, kata dia, jika melihat kondisi saat ini, wisata domestik lebih besar potensi tingkat kunjungannya.


"Katakanlah sekarang kita mempromosikan yang namanya Kuta Mandalika kemudian Kawasan Ekonomi Khusus dan lainnya berupa promosi berskala internasional yang dibuat oleh pemerintah pusat. Tapi daerah kita ini mestinya menjaring wisatawan-wisatawan lokal dan domestik," ujarnya.


Ruslan mengungkapkan, kreativitas dan inovasi dalam hal ini sangat penting dalam menggairahkan serta menggenjot ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. Menurutnya, spot-spot desa yang memiliki daya dukung wisata harus digerakkan sehingga mampu menjadi daya tarik tersendiri.


Terpisah, penggagas Svarga Bumi, Putranto Cahyono (46 thn) pada wartawan saat ditemui di lokasi mengungkapkan, Svarga Bumi adalah spot wisata selfi, salah satu destinasi wisata unggulan di Magelang. dibuka pada 8 Agustus 2020 lalu.


"Svarga Bumi menjadi sawah yang ramai dikunjungi wisatawan dan viral di media sosial," ungkapnya.


Konsep wisata alam yang diusung di tempat itu sangat menarik. Di tengah-tengah sawah, dibuat banyak spot foto yang instagramable. Selain itu, lokasinya yang hanya 300 meter dari Candi Borobudur, membuat lokasi itu begitu eksotis. Orang bisa berfoto dengan background persawahan juga Candi Borobudur.


Selain bisa berfoto ria, kata ia, para pengunjung juga bisa melihat aktivitas petani yang sibuk menggarap sawahnya setiap hari. Seperti tidak terusik dengan ramainya


“Tema Svarga Bumi adalah pelestarian alam dengan nilai tambah. Jadi, kami tetap mempertahankan sawah sebagai tempat bercocok tanam, dan memberikan nilai tambah dengan mendatangkan wisatawan,” bebernya.


Pungky, sapaan akrab Putranto mengatakan, destinasi wisata itu ia konsep sejak Juli 2019 lalu. Karena tak ingin hanya Candi Borobodur yang menjadi jujugan wisatawan, ia memutar otak dengan mengembangkan destinasi baru.


Dengan tetap mempertahankan Candi Borobudur sebagai ikon, ia menyulap sawah yang biasanya hanya untuk bercocok tanam menjadi destinasi wisata unggulan.


“Sawah-sawah ini masih 100 persen milik petani, jadi kami menyewa sawah ini kepada mereka. Tapi, mereka tetap bisa menggarap sawahnya, bahkan kami suplai keperluan mereka, mulai air, pupuk hingga bibit bagi petani untuk terus menanam di sini. Saat panen, kami tidak meminta sedikitpun hasilnya,” jelasnya.


Dengan kerjasama itu, para petani tidak dirugikan dengan aktivitas destinasi wisata yang ada di sana. Justru, mereka menjadi lebih produktif, karena pengairan, bibit serta pupuk disuplay oleh pengelola.


“Ada 30 an petani yang memiliki lahan seluas 4 hektare ini. Semuanya tetap bisa bekerja seperti biasanya, dan itu yang menjadi nilai tambah pariwisata ini karena terlihat alami” tandas Putranto.


Untuk menikmati wisata di Svarga Bumi, pengunjung hanya dipungut tiket masuk Rp25.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak. Tempat wisata itu buka setiap hari, kecuali hari Kamis.


“Kami ada sehari waktu libur, yakni setiap Kamis. Tapi kalau Kamis itu pas tanggal merah, kami tetap buka. Setiap hari, sekitar 200 san pengunjung yang datang ke sini,” ucapnya.


Sebelumnya Camat Borobudur, Joni Indarto mengatakan bahwa geliat kunjungan pariwisata di wilayahnya sudah mulai terlihat. Dia mengungkapkan, dibukanya kunjungan wisata ke Borobudur berdampak terhadap tempat wisata lainnya baik yang dikelola oleh desa maupun masyarakat.


Pembukaan kunjungan pariwisata di masa pandemi ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan Covid 19 sehingga wisatawan aman dan sehat.


"Kita mematuhi terkait dengan kebijakan yang diambil pemerintah kabupaten Magelang. Selama pengelola tempat wisata itu mematuhi protokol kesehatan covid-19 ya tetap membuka atau bisa menyelenggarakan kegiatan pariwisata dengan ijin yang dikeluarkan oleh ketua gugus tugas kabupaten Magelang dalam hal ini bapak bupati. Termasuk Candi Borobudur pun kalau mereka mau menambah terkait dengan jumlah wisatawan yang datang setiap hari harus persetujuan dari pak bupati," tegasnya.


Menjaga diri, keluarga dan lingkungan penting dikedepankan sehingga aktivitas kepariwisataan akan berjalan meski ditengah Corona, karenanya penerapan protokol kesehatan merupakan langkah yang harus dilakukan agar bisa tetap produktif di masa pandemi covid-19.  (red)