Incinews.net
Rabu, 26 Agustus 2020, 07.15 WIB
Last Updated 2020-08-25T23:24:33Z
NTBOKP

PKC PMII Bali Nusra: DPRD NTB Diduga Main Mata dengan PT GNE

Foto: Ketua PKC. PMII Bali-Nusa Tenggara Aziz Muslim. (O'im)

Mataram, incinews.netPengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC. PMII) Region Bali Nusa Tenggara, mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat (DPRD NTB) untuk mencabut persetujuan penambahan modal 100 M. untuk PT GNE.

Ketua PKC. PMII Bali-Nusa Tenggara Aziz Muslim, menilai PT. GNE ini sudah bermasalah dengan adanya bantuan JPS Gemilang di masa pandemi covid-19. 

"Masa ia sudah bermasalah dengan dugaan penyelewengan anggaran malah mau dikasih kelola modal Miliaran lagi," ungkapnya.

Aziz menegaskan paripurna DPRD yang menyetujui hasil kerja Panitia Khusus (Pansus) III DPRD NTB yang membahas tentang perubahan atas Peraturan Daerah (Perda) no. 05 tahun 2011 tentang PT. Gerbang NTB Emas tersebut, harus disertakan dengan jejak langkah PT. GNE yang dalam banyak berita yang beredar, suka bermain mata dengan anggaran JPS Gemilang., imbuhnya.

Lebih lanjut Aziz meminta kepada Panitia Khusus (Pansus) III DPRD NTB yang diwakili oleh Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) H. Hasbullah Muis, agar segera mencabut persetujuan penambahan modal untuk PT. GNE, sekaligus mempertimbangkan kembali serta betul-betul mendengar aspirasi dari masyarakat NTB.,

"Jangan bermaen game dengan anggaran yang tidak jelas tujuannya., PT. GNE ini sudah bermasalah, kok enak mau dikasih kelola uang ratusan miliaran rupiah, jangan sampai kami menduga yang tidak-tidak, ada persekongkolan antara Pansus III DPRD NTB dengan PT. GNE ini dalam pengelolaan anggaran tersebut, bahkan ada informasi yang beredar, PT. GNE mengajukan anggaran 80 M., sementara DPRD NTB terkait malah melebihkan ajuan anggaran tersebut ke angka 100 M", tegas Aziz.

"Saya Menduga DPRD NTB main mata dengan Pihak PT GNE, dengan adanya penambahan modal 20 miliar dari yang sudah diajukan, bukan mengurangi malah ditambah, kan Aneh,"tambahnya. (red)