Incinews.net
Rabu, 26 Agustus 2020, 15.19 WIB
Last Updated 2020-08-26T07:21:38Z
MataramNTB

NTB Segera Bangun Sistem Pertanian Terpadu di Labangka seluas 10.000 Ha

Foto: Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah saat pimpin Rapat dengan sejumlah OPD. (ist/O'im)

Mataram, incinews.net: Pemerintah Provinsi NTB direncanakan akan segera membangun Sistem Pertanian Terpadu (integrated farming) di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa. 

Sistem Pertanian Terpadu Labangka merupakan sebuah sistem yang menggabungkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan sektor-sektor strategis lainnya. Sistem ini menggunakan beragam tanaman dan jenis hewan untuk menciptakan suatu ekosistem dalam satu kawasan terintegrasi. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Husnul Fauzi kepada Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, pada saat memaparkan tentang rencana pengembangkan kawasan Sistem Pertanian Terpadu seluas 10.000 Ha pada komplek Labangka Sumbawa, Rabu (26/8/2020) di Ruang Kerja Gubernur Setda NTB. 

Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan ini. Dikatakannya, konsep sistem pertanian terintegrasi ini seyogyanya direncanakan dengan matang, untuk manajemen pertanian yang berkelanjutan. 

"Karena sistem ini mengintegrasikan produksi hewan ternak dan tanaman dalam satu kawasan," kata Doktor Zul sapaan akrabnya.

Ia menegaskan bahwa rencana ini harus dapat diproyeksikan dan dikembangkan  secara terukur dan mudah dipahami kedepannya. 

Di lahan seluas 10.000 Ha ini lanjut Doktor Zul, agar dipetakan dengan cermat pengembangan integrated farming Labangka. Baik itu lokasi untuk pengembangan sektor tanaman pangan, holtikuktura, perkebunan, peternakan maupun sektor perikanan.

"Sehingga tahun 2021, kita dapat panen perdana, dengan menghadirkan menteri Pertanian di kawasan tersebut," tutup Doktor Zul.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB Husnul Fauzi menjelaskan bahwa area Labangka Komplek akan dibangun sistem pertanian terpadu yang menggabungkan sub sektor yang ada, seperti sektor tanaman pangan, perikanan, sumber daya mineral, sarana prasarana jalan dan sebagainya.

"Sebagai tahap awal akan dikembangkan secara berkelanjutan, ada komoditas peternakan, tanaman pangan, holti, perkebunan, itu satu terintegrasi," kata Husnul Fauzi.

Selain itu,  kawasan integrated farming akan dijadikan kawasan edukasi. Dimana masyarakat dapat melihat proses penanaman padi hingga proses memanen. Begitu juga sektor perikanan, proses pembibitan, pemeliharaan hingga panen dapat disaksikan dikawasan tersebut.

Termasuk lanjutnya, sistem manajemen pemasaran yang didalamnya melibatkan UKM dan petani. "Inilah konsep wisata edukasi," jelasnya.

Selain itu, Husnul Fauzi juga menjelaskan bahwa sistem integrasi pertanian ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan Nasional. Sehingga imbasnya dapat mendongkrak pertumbuhan volume ekport bagi negara.

Sistem ini juga dapat mendukung penerapan terknologi dan meningkatkan kapasitas serta kempuan petani. "Termasuk industrialisasi mesin-mesin akan digunakan oleh petani kita," tuturnya.

Ditambahkannya, kecamatan Labangka Sumbawa Barat merupakan kawasan trategis, yang dekat dengan pantai diwilayah bagian selatan Kabupaten Sumbawa. Luas wilayahnya 24. 408 Ha. Sedangkan luas lahan sawah seluas 184 Ha, tegalan seluas 10.666 Ha, perkebunan seluas 915 Ha, Hutan Negara seluas  2. O40 Ha, Tambak, Empang, Kolam seluas 727 dan bukan pertanian seluas 9.776 Ha.

Sehingga kata Kadis Husnul,  kawasan dengan luas bentangan dan struktur tanah yang subur dapat menjadikan kawasan ini dengan Sistem Pertanian Terpadu yang dapat menjadi percontohan kawasan lain. (red)