Incinews.net
Sabtu, 18 Juli 2020, 04.45 WIB
Last Updated 2020-07-17T23:18:48Z
NTBPilkada

Survei Ulang, DPP NasDem Belum Putuskan Arah Dukungan di Pilkada Kabupaten Bima 2020


Foto: Bakal Calon Bupati Bima Umi Dinda (Petahana) dan Bakal Calon Bupati Bima H. Syafrudin sebagai Lawan Petahana berebutan untuk Mendapatkan Partai NasDem. (ist/O'im)

Mataram, incinews.net: Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat
(NasDem) hingga kini belum menentukan keputusan arah dukungan di Pilkada 2020 Kabupaten Bima.

Pembahasan untuk menetukan keputusan arah dukungan Partai ke Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima akan sedikit Alot, ini disebabkan adanya permintaan Bakal Calon Bupati H. Syafrudin yang berpasangan sebagai Wakilnya yang di usung Partai PAN Ady Mahyudi dengan Jargon pasangan (Safa'ad)

Ketua Dewam Pimpinan Daerah (DPD)  Kabupaten Bima Raihan Anwar, SE, M.Si, menjelaskann, terkait Pilkada Kabupaten Bima, DPP partai NasDem memutuskan untuk melakukan survei ulang terhadap beberap kandidat yang mendaftar untuk mengetahui posisi elektabilitas para kandidat di bulan juli ini. Setelah di survei empat bulan lalu pada bulan maret. 

"Nah, hasil survei nanti tentunya akan dijadikan acuan atau pedoman untuk memutuskan pasangan atau kandidat yang mana yang akan diberikan rekomendasi," kata Raihan Anwar, SE, M.Si saat ditemui diruangannya Komisi I DPRD NTB di jalan Udayana Kota Mataram. Jum'at (17/7/2020) sore hari.

Foto: Ketua DPD Nasdem Kabupaten Bima.

Untuk jumlah lembaga yang melakukan survei, sambunga ia, Ada dua lembaga survei, kedua lembaga itu merupakan lembaga yang terakreditasi di Partai NaSdem yang direkomendasikan oleh partai untuk melakukan survei terhadap para kandidat yang mendaftar di partai NasDem. 

"Khusus untuk melakukan survei yang ke dua kali ini, ada dua lembaga survei dimana H. Syafrudin-Ady Mahyudi sendiri menunjuk lembaga Survei yang di Komandai Pak Sunarto Ciptoharjono yaitu Lingkaran Survei Kebijakan Publik, kemudian IDP-Dahlan menunjuk Indikator yang di ketuai oleh Burhanuddin Muhtadi," papar ia.

Lebih lanjut Raihan Menjelaskan, Jadwal dilakukan survei sendiri sudah dilakukan pada minggu ini, baik yang dibiayain oleh H.Syafrudin maupun Oleh Ibu Dinda (petahana). Untuk hasilnya akan di ketahui dua minggu sejak dimulainya survei. 

"Artinya, sudah diketahui hasilnya nanti paling lambat 31 Juli. Sementara keputusan hasil rekomendasi sekitar Awal bulan Agustus, sehingga masih cukup waktu untuk pendaftaran di KPUD, karena pendaftaran di KPUD itu awal September," terangnya.

Untuk mendapatkam rekomendasi dukungan dari DPP, Pria yang akrab disapa bang Raihan ini Katakan, Partai NasDem tetap berdasarkan hasil survei, itu adalah peraturan organisasi (PO) sudah tegas disitu. "Siapa yang tertinggi itu yang mendapatkan Rekomendasi," sebutnya.

"Tertinggi itu toleransinya berapa, dibanding berapa. Jika ada kader misalnya Itu hak preoregatifnya DPP untuk memutuskan itu. Dan antara kedua belah Pihak (H. Syafrudin- Umi Dinda) sangat sepakat,"tambahnya.

Alasan di tundanya SK arah dukungan dari DPP Nasdem, di sebutkan ia, menunggu hasil Survei ulang yang ke dua kalinya ini berdasarkan keputusan DPP. "Malah yang mengusulkan untuk melakukan survei yang ke dua ini pihaknya H.Syafrudin,"imbuhnya.

Ditanyak soal alasan mendasar ketika H. Syafrudin meminta untuk dilakukan survei ulang, Bang Raihan Katakan, karena hasil survei yang dilakukan oleh Poltracking pada bulan maret itu dianggap sudah lama, disebabkan tidak up to date (terbaru) lagi karana sudah 4 bulan yang lalu. "Mengingat, dalam waktu 4 bulan ini banyak hal yang dilakukan oleh para kandidat untuk menaikan elektabilitas," jelasnya

Oleh sebab itu, ia Menegaskan, untuk memberikan rasa keadilan dan Fairplay (permainan yang Adil) terhadap para kandidat yang mendaftar ini, maka disetujui oleh DPP untuk dilakukan survei ulang. "Siapapun yang direkom oleh DPP maka semua pihak harus legowo menerima semuanya. Pengurus dan kader kebawahnya itu harus siap mengamankan dan menjalankan keputusan partai," tegas Bang Raihan katakan.

Terkait perolehan hasil survei 4 bulan lalu, ia jelaskan, untuk hasil survei para kandidat itu tidak dijelaskan hanya satu dua pertanyaan, bisa dikatakan 30 sampai 40 pertanyaan. Pertanyaan yang terbuka maupun pertanyaan tertutup. Katakanlah 8 orang bakal calon bupati dan 8 orang calon wakil bupati serta 4 orang calon bupati dan 4 orang calon wakil Bupati atau head to head atau dimulai simulasinya itu 3 pasang atau dua pasang. 

Misalnya, di ungkapkan Bang Raihan, terhadap pasangan Bakal Calon Pasangan Safa'ad dan IDP-Dahlan hasilnya berfariasi mulai dari 22 persen versus 46 persen.  22 persen itu pasangan Safa'ad dan 46 persen itu IDP-Dahlan. Sampai ada yang 19 persen itu Pasangan Safa'ad, dan ada yang tembus 50 sekian persen itu IDP-Dahlan. Tergatung dari simulasi pertanyaan. 

"Nah, sehingga yang muncul di media sosial (Medsos) itu 22 persen versus 46 persen. Sebetulnya adalah angka moderat yang di ambil dari pertanyaan ditujukan kepada IDP-Dahlan dan H. Syafrudin-Ady maupun pasangan dengan Jargon IMAN (dr.H.Irfan- H. Herman Alfa Edison," ujarnya. 

Berdasarkan hasil Survei saat itu, Pasangan IMAN sambung ia (raihan, red) sebetulnya ketika disimulasikan 3 pasang itu dia mendapatkan 5 persen. Tapi, kata ia, inikan tidak disebutkan kerena Pasangan IMAN tidak berkepentingan lagi untuk mendapatkan Rekom NasDem. 

Jumlah responden yang diambil oleh lembaga survei saat itu sebanyak 700 orang. Itu diambil secara acak dan proporsional berdasarkan jumlah penghuni di tiap kecamatan.

"Semakin besar jumlah penduduk ditiap kecamatan maka semakin banyak jumlah responden yang di ambil. Tetapi rata-rata yang di ambil sampelnya dari 18 kecematan. Jadi tidak ada lagi isu ini itu yang tidak jelas," tutup Raihan. (red)