Incinews.net
Rabu, 08 Juli 2020, 17.02 WIB
Last Updated 2020-07-08T09:35:10Z
BimaNTB

Jeritan Anak Negeri Bumi Dana Mbari Dihari Jadi Bima

Foto: Aksi orasi dan Teatrikal yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Bima Makassar. (ist/O'im)

Bima, incinews.net: Aksi orasi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Bima Makassar Menggugat yang ke 3 (tiga) kalinya terkait pengenlolaan anggaran Virus Corona (Covid_19) memberikan warna baru dalam dunia pergerakan.

Aksi yang diwarnai dengan tetrikal tersebut dialakukan karena sudah kesekian kalinya mereka melakuka  orasi di depan kantor Pemerintah Daerah Bima, namun tidak pernah ditemui oleh Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri selaku Bupati Bima. 

"Entah kenapa Bupati Bima enggan menemui kami". Tutur M. Nor selaku koordinator lapangan. Senin, kemarin (6/7/2020)

Aksi kelompok pemuda bima ini dengan mengangkat tema "Matinya Kepercayaan Rakyat"

Di kesempatan yang sama Yusuf selaku Jendral Lapangan menuturkan bahwa tetrikal tersebut sebagai simbol matinya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin hari ini.

"Kami juga memadukanya dengan hari Jadi Bima yang ke 380 dan Hari Bhayangkara ke 74," ujarnya.

Sebagai simbol matinya kepercayaan rakyat, masa aksi membawakan keranda mayat disertai dengan tetrikal rakyat yang menjerit ditarik lehernya dan dipaketkan dengan beberapa puisi perlawanan.

Walaupun masa aksi melakukan tetrikal, namun mereka tetap fokus pada tuntunya agar Pemerintah Bebaskan biaya rapid tes dan swab kepada mahasiswa, Pelajar dan masyarakat.

"Transparansi Penggunaan anggaran covid_19. Membuat kebijakan melalui peraturan daerah untuk kesejahteraan Mahasiswa yang kuliah di luar kota dan Menetapkan peraturan untuk menekan kestabilan harga pupuk, obat obatan, dan mengstabilkan harga hasil pertanian," tutupnya. (red)