Incinews.net
Minggu, 06 Oktober 2019, 23.32 WIB
Last Updated 2019-10-06T15:32:44Z
HeadlineLingkungan

Momentum Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia, Jadilah Pioner Zero Waste Mulai Dari Diri Sendiri


Mataram, Incinews Net- Bertepatan dengan moment peringatan hari kesehatan lingkungan sedunia tahun 2019, Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd mengajak dan menghimbau seluruh pihak dan masyarakat untuk mau menjadi pioner kebersihan, mewujudkan NTB bebas sampah (zero waste) mulai dari  sekarang serta harus di mulai dari diri sendiri dan dari lingkungan terkecil, yakni memilah sampah dari rumah tangga.

Ajakan tersebut disampaikan Wagub yang  akrab disapa Umi Rohmi pada peringatan hari kesehatan lingkungan yang digelar Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) se-NTB  di arena inspiratif expo Dinas Komunikasi, Informatika dan Statiatik Provinsi NTB di Jalan Udayana Mataram, Minggu (6/10-2019).

Dalam sambutan singkatnya dihadapan ribuan warga yang hadir Wagub yang lebih akrab disapa Ummi Rohmi, menegaskan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memilah sampah untuk diolah agar terbebas dari bencana atau penyakit.

Penyebab stunting dan berbagai penyakit yang banyak dialami masyarakat, menurut wagub bukan saja diakibatkan oleh kekurangan gizi, namun 70 persen diakibatkan oleh persoalan lingkungan. "Maka dari itulah kebersihan sudah menjadi kebutuhan kita, bahkan kewajiban yang harus kita wujudkan di NTB," jelas Wagub.

Menurutnya, mewujudkan dan menjaga lingkungan ini, bukan saja pekerjaan pemerintah, namun sinergi dan kerjasama semua pihak. Semua harus bergerak, termasuk Pemerintah, sektor swasta, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) dan masyarakat NTB. "Semua pihak harus sungguh-sungguh bergerak, sesuai dengan lingkunga, komunitasnya dan tanggungjawabnya, dimana dia harus bergerak," tegas Ummi Rohmi.

Ia juga mengajak masyarakat menjaga lingkungan. Salahsatu cara yang sederhana dan mudah dilakukan dengan cara memilah dan mengelola sampah.

"Jangan disatukan sampah non organik seperti plastik, beling dan lainnya. Begitupun sampah organik seperti sisa makanan, limbah dapur dan dedaunan untuk dipisahkan," terang Umi Rohmi.

Kemudian lanjutnya, setelah sampah dipisah, bank sampah yang akan bergerak. Ini merupakan bentuk fasilitasi pemerintah sehingga sampah dapat dikelola sebagai sumber daya. "Sampah ini kalau kita pandai memperlakukannya dengan cara mengelolah dan memilahnya akan menjadi sumber daya. Sampah ini tidak menjadi jijik dan dapat meminimalisir bencana dengan nilai ekonomi yang dapat menghasilkan uang," ajak perempuan yang menjadi Wagub perempuan pertama di NTB ini.

Inilah yang sedang Pemrov. NTB pejuangkan demi mewujudkan NTB Bebas Sampah (Zero Waste) dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wagub Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, dengan misi NTB Gemilang.

Ummi Rohmi juga menjelaskan, mulai tahun 2020 Pemerintah Kota Mataram pilot projec tentang Kebersihan Lingkungan, maka harus terus mengkampanyekan agar warganya memilih dan memilah sampah untuk dibawa ke Kebun Kongo, tempat pengolahan sampah.

"Kalau dibawa tanpa dipilah maka TPA Kebun Kongo akan menolak sampah tersebut, ini sudah menjadi komitmen bersama", tegasnya. Wagub juga mengingatkan masih tersisa waktu 3 bulan agar masyarakat mulai membiasakan diri memilah sampah. "Harus mulai dari diri, keluarga dan rumah tangga kita semua," ajak Ummi Rohmi di dampingi Penjabat Sekda Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si dan Kadis Kominfotik NTB I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH.

Sementara itu, Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) NTB
Ali Wardana, S.KM., M.SI mengatakan mendukung penuh program Pemrov. NTB dalam rangka kebersihan lingkungan yaitu terus komitmen mengkampanyekan bebas sampah (Zero Waste).

Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia 2019, menurutnya merupakan upaya mengingatkan semua warga  agar menyadari peran kesehatan lingkungan yang cukup besar dalam mewujudkan lingkungan yang sehat sebagai salah satu faktor untuk mewujudkan masyarakat yang sehat.

Kondisi iklim global, penipisan ozon, efek polusi zat-zat toksik terhadap ekosistem global, mengakibatkan limbah semakin banyak. Hal ini merupakan akibat dari perubahan iklim termasuk degradasi lingkungan perairan dan laut serta peningkatan populasi manusia. Perubahan iklim merupakan fenomena yang mulai dirasakan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia. "Kami meminta Wagub, untuk menjadi pioner pertama untuk memotivasi kami menjadi pioner Zero Waste, mulai diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita," harap Ali.

Setelah acara tersebut, dilakukan penandatangaban Komitmen Bersama 100 anggota himpunan ahli kesehatan lingkungan  indonesia (Hakli)  menjadi pioner zero waste "mulai dari diri sendiri" (inc)