Incinews.net
Rabu, 12 Juni 2019, 19.38 WIB
Last Updated 2019-06-12T15:42:50Z
HeadlineHukum

Mahasiswa Desak Polres Bima 'Tertibkan' Baliho Penolakan Kepala Dusun Di Doridungga


Bima,Incinews.Net-Di Dusun Manggenae Desa Doridungga, terpasang dua baliho yang berisi ajakan penolakan terhadap Kepala Dusun Ilyas. H. Bakar. Belum diketahui siapa, kapan dan bagaimana motif yang membuat oknum-oknum nekat melakukannya. Keberadaannya sontak menghebohkan masyarakat.

Wahyudin, mahasiswa asal Doridungga yang kuliah di Kota Malang menyayangkan adanya baliho tersebut. Menurut dia himbauan yang berisi "Selamat Datang Diwilayah Tanpa Kepala Dusun, Masyarakat Manggenae Menolak Semua Bentuk Intimidasi, provokasi, main hakim sendiri, dan pelanggaran moral lainnya" tidak mencerminkan adab yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. "Himbauannya baik, tapi akan sangat baik berisi pesan yang sejuk dan mendamaikan. Saya cermati gagasan dalam baliho ajakan itu dihadirkan untuk mengumbar kebencian terhadao sesama. Ini tak baik dalam negara hukum yang berlandaskan demokrasi" jelasnya dalam rilisnya rabu malam (12/6).

Demokrasi memang menyediakan ruang untuk berekspresi. Tapi alur berekspresi harus memperhatikan hukum dan moral yang berlaku.

"Bila dianggap beliau kepala dusun itu iyalah orang yang mengintimidasi, provokatif, main hakim sendiri, dan melanggar moral, tentu penyelesainnya harus menggunakan pendekatan hukum. Agar kita tak teriak main hakim sendiri, padahal kita yang main hakim sendiri" sambung dia.

Dia menambahkan bahwa keberadaan dua baliho di Doridungga perlu ditertibkan. Bersamaan dengan itu pemdes dan semua unsur dalam masyarakat bertemu.

"Polres Bima harus menertibkan dua baliho di Desa Doridungga. Dua baliho provokatif itu berpotensi meresahkan dan masyarakat. Saya menduga ada upaya melawan hukum dengan mengajak masyarakat untuk membenci sesama. Dia kepala dusun itu bukan kriminal. Pemdes dengan masyrakat harus duduk bersama menyelesaikan ini" tegas wahyu.

Dia menambahkan persoalan internal harus diselesaikan secara internal. Tak elok mempermalukan pihak tertentu, dimuka umum. "Pilkades telah selesai. Mari rekatkan hubungan yang sempat tercerai berai. Bersama membangun Desa Kita. Kita akan kuat bila bersatu" imbuhnya.(Team)