Incinews.net
Rabu, 09 November 2022, 19.45 WIB
Last Updated 2022-11-16T09:48:09Z
MataramNTB

Honor Pembagian Kalender dari Rekan Airlangga LSI di Kota Mataram Belum Dibayarkan

Foto: Ilustrasi.

Insan cita (inciNews.net) Mataram - Gaji tenaga pembagian kalender dari Rekan Airlangga LSI di kota Mataram Provinsi NTB hingga saat sekarang belum terbayarkan. Salah satu  koordinator Kecamatan Sukirman meminta agar segara dibayar. "Saya minta agar gaji tenaga pembagian kalender di kota Mataram salah satu calon Presiden segera dibayarkan,"sebut Sukirman. Rabu (9/11/2022).

Total gaji operasional yang belum terbayarkan sebesar Rp. 4.400.000 (Empat juta empat ratus ribu rupiah).

Ia merincikan total anggaran tersebut sebanyak 8 orang dan dan kalender yang harus dibagikan tiap orang itu sebanyak 350 kalender waktu selama satu Minggu, dan saya sebagai Koordinator di kecamatan mataram,  per anggota itu dibayar Rp 700 ribu,  sehingga totalnya sebesar Rp 5.600.000 ribu, dan baru dicairkan masing-masing 8 orang itu Rp 150 ribu. Sehingga sisanya Rp 4.400.000 ribu.

"Memang ada salah satu anggota yang belum saya serahkan Uang Rp 150 ribu. Kalo ada informasi bahwa saya enggak bayar, tapi tidak semuanya karena sisa uang satu orang yang belum saya bayar tersebut dipake untuk ganti uang pribadi saya yang digunakan sebelumnya, tapi saya akan bayarkan karena tanggung jawab saya. Tapi saya minta agar sisah uang tersebut segera dibayarkan. Kasihan teman-teman mahasiswa yang saya ajak untuk ikut membagikan kalender di kota Mataram program dari LSI rekan Airlangga hingga saat ini hak mereka belum juga diterima. Malah saya yang dituduh tidak menyampaikan honor mereka,"sesalnya.

Sebelumnya, pihaknya sudah beberapa kali melakukan koordinasi dan komunikasi untuk mempertanyakan sisa uang tersebut.  "Saya Protes dan pertanyakan di Group koordinator, namun saya di keluarkan dalam grup WhatsApp tersebut,"ungkapnya.

Tidak hanya itu, sambung Sukirman, Koordinator bagi kalender  Rekan Airlangga Kota Mataram jarang merespon ketika saya hubungi dan Chat Lewat WhatsApp. 

Soal kesepakatan, ia menyebutkan isi Komunikasi lewat WhatsApp masih ada semua isi Chat nya. "Bukti komunikasi dan kesepakatan saya simpan sebagai bukti,"katanya.

Lebih lanjut Pria yang saat ini tercatat sebagai aktifis di salah satu kampus di Kota Mataram mengungkapkan, bahwa bukan hanya pihaknya, dialami juga oleh teman-teman yang lain. "Yang belum dibayarkan itu bukan hanya kelompok saya saja bang, tapi ada juga dari tema-teman kelompok lain yang masih ada sisanya,"beber sukirman.

Saya juga diminta sebelumnya honorer akan segera dicairkan apabila sudah mencapai target 70 persen. 

"Kami sanggupi hingga 72 persen. Lalu setelah itu mereka minta lagi harus sampai 80 persen, tapi kami enggak maulah kalau belum dibayarkan. Kami kerja melebihi kesepakatan awal yang sudah di sepakati,"ungkapnya.

Terpisah, Ketua Kooordinator Bagi Kalender Rekan Airlangga LSI Kota Mataram menyampaikan, membantah  program itu bukan dari lembaga LSI, tapi dari relawan Airlangga. "Itu bukan dari LSI, tapi dari Rekan Airlangga. Dan saya ketua Koordinatornya,"ungkap Didin Mulyadi.

Terkait belum dibayarkan gaji honorer relawan, pihaknya menyampaikan, 
mereka awalnya itu sudah 4 dan 5 kali kerja, terima honor lancar, "tapi pas terakhir dekat mau close kerja ada masalah target gak tercapai 80 persen,"ungkapnya.

Tidak hanya itu, ia berdalih ada sejumlah relawan yang sudah mendapatkan DP dari awal tapi tidak menyelesaikan tugasnya, sehingga itu masuk dan dihitung kerugian oleh pihak airlangga (tim calon presiden, red). 

"Mereka yang hanya makan uang saja tapi gak kerja dan kalender gak di sebarkan sehingga di hitung kerugian oleh Airlangga. Karena ini sistem holding uangnya 50 persen cair di awal makanya lancar awalnya dan 50 persen di akhir tergantung target dan pencapaian kalau tidak ada kendala," papar Didin.

Ia juga mengakui kelompok yang keberatan tidak dibayarkan honorer tersebut memang sebelumnya sudah selesai kerjanya, cuman mereka ngambil jatah lagi untuk kerja sampai 4 kali.

"Kebetulan pas giliran terakhir, macet lah di pembayaran, itu karena orang atas harus nombok ganti kerugian tersebut seperti penjelasan di atas,"tukasnya.

"Sebenarnya terakhir pun Anak-anak itu di kasih cuman gak full hanya masing-masing 150 ribu saja itupun pake uang pribadi orang atas,"cetusnya.

Didin kembali menegaskan, saat ini
Sudah tidak ada uang, uang honorer kemarin dibayar walau tidak full uang tersebut merupakan uang pribadi disebabkan adanya masalah dan gagal target. 

Terkait hal itu, Sukirman menegaskan, soal saya mendapatkan kerja sampai 4 kali itu saya terima tugas dari mereka dan saya selesaikan semuanya. Dan saya juga tegaskan, apakah pihak tim rekan airlangga dan teman-teman Koordinator dalam pelaksanaan bahwa ada kendala dan lain sebagainya itu bukan tanggung jawab saya.

"Yang jelas tugas saya sebagai koordinator Kecamatan bersama anggota kelompok saya, saya sudah selesaikan, saya menuntut hak saya, karena saya yang tanggung jawab kepada anggota tim saya, mereka menagih ke saya, saya tidak mau dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, lari dari tanggung jawab, mereka adalah tanggung jawab saya, otomatis ketika honorer yang sudah disepakati tidak dibayarkan saya marah lah, terus saya dapat uang dimana untuk tutupi gaji anggota tim saya?. Mohon maaf kalo saya ada uang saya yang akan tanggung. Saya marah karena tiap hari anggota tim hubungi saya, saya tau mereka capek dan hujan-hujan adik-adik itu bagi kalender, karena kita kerja profesional bukan kerja ideologis,"tegasnya.

"Seandainya ada teman-teman yang lain yang hanya terima uang DP dan enggak kerja bagikan kalender, yang jelas itu bukan dari kelompok tim saya dan bukan tanggung jawab saya, jangan karena masalah sebagian yang bukan dari tim kelompok saya, tim saya juga ikut menanggung beban lantas tidak dibayarkan, "katanya.

Dan pihaknya juga kembali menegaskan, bahwa itu dari LSI, "itu jelas kok ada piagam penghargaan yang dikeluarkan dari lembaga LSI,"cetusnya.