Incinews.net
Sabtu, 01 Mei 2021, 22.14 WIB
Last Updated 2021-05-01T14:19:47Z
MataramNTB

Mengupas Kondisi Perempuan Dalam Masyarakat KITA

Foto: Penulis Adalah Kristina.

Perempuan dimanapun dan kapanpun selalu menjadi pembicaraan yang menarik. Keindahan dan keunikan yang dimiliki perempuan tidak selamanya membawa keberuntungan bagi kehidupan perempuan. Sepanjang sejarah perempuan selalu menjadi obyek ketidakadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

Budaya patriarkhi telah memberikan ruang pemikiran tentang kedudukan perempuan sebagai makhluk kelas kedua. Perempuan tak ubahnya selalu berada dibawah kekuasaan laki-laki, sehingga mereka tidak mempunyai kebebasan untuk tumbuh dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Beroperasi historis, kondisi perempuan dalam kehidupan sosial sangat memprihatinkan. Konstruksi sosial telah sekian lama menjadi bumerang dalam kehidupan perempuan. Kultur tersebut sangat kuat dan bisa dikatakan mendunia. Pada jaman dahulu  perempuan tidak memiliki hak apapun. Bahkan termasuk hak hidup nyaris tidak dimiliki pada waktu itu.

Disisi lain perempuan dirampas haknya, diperjualbelikan seperti budak dan diwariskan tanpa mewarisi. Warisan kultur tersebut tidak mudah dihilangkan begitu saja dan berpengaruh pada pandangan dan cara berpikir manusia terhadap keberadaan dan peran perempuan didunia. 

Pangaruh budaya patriarkhi yang terjadi sepanjang sejarah memposisikan perempuan sebagai makhluk yang inferior, sedangkan laki-laki sebagai makhluk superior. Bahkan para pemikir barat sebagian juga memandang sebelah mata. 

Seiring dengan perkembangan jaman, keberadaan perempuan didunia mengalami perubahan. Perubahan disegala bidang memberikan peluang bagi perempuan review bangkit dari keterpurukan dan ketidakadilan yang dialaminya. Modernisasi perlahan membawa perempuan terlepas dari belenggu kungkungan dan tuntutan budaya yang mengharuskan perempuan terus termarginalkan.

Perempuan diera modern sudah memiliki kebebasan untuk berperan menyuarakan hak-haknya dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Para perempuan saat ini, tidak ada lagi bergerak dibidang domestic atau urusan rumah tangga, tetapi mereka juga diberi kebebasan untuk berperan selayaknya laki-laki diwikayah publik. 

Peran perempuan dirana public seperti terlihat dibidang politik, dan pendidikan. Dalam bidang politik, perempuan mendapatkan hak yang sama dalam berpendapat dan membantu jalannya pemerintahan untuk mencapai suksesnya pembangunan meskipun jumlah perempuan tergolong lebih sedikit dibandingkan jumlah laki-laki yang masih berkemampuan. Dari segi pendidikan, saat ini perempuan mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan yang baik, dan dipercaya untuk mengembangkan potensi dan kreatifitasnya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Selain itu perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk menuntut ilmu tanpa batasan waktu yang ditentukan.  

Gerakan emansipasi wanita merupakan usaha untuk memperoleh kesamaan derajat dan hak kaum wanita. Dahulu, kaum perempuan tidak memiliki hak untuk belajar, berpendidikan, berkarya dan hak-hak lain seperti halnya kaum laki-laki. Wanita hanya diberi hak untuk tinggal dirumah, mengurusi urusan dapur, melayani dan melahirkan anak. Berawal dari hal itulah yang menggugah rasa kemauan untuk maju dan mendapatkan persamaan hak guna mencapai kebebasan yang telah diperjuangkan oleh Kartini.

Dalam kehidupan sosial dijaman modern seperti sekarang ini, kedudukan kaum wanita telah banyak berkontribusi dalam segala aspek kehidupan. Bahkan, peran wanita saat ini bisa dibilang lebih mendominasi. Bagaimana tidak, banyak kaum perempuan yang bekerja menggantikan peran kerja laki-laki, seperti contohnya tak jarang buruh wanita yang bekerja dalam proyek pembangunan yang biasanya ditangani oleh kaum laki-laki, wanita-wanita tangguh itu yang membuktikan bahwa kaum wanita juga dapat bersaing dengan laki-laki. 

Selain itu, dalam bidang kepemimpinan, peran wanita juga mengambil alih bagiannya. Seorang pemimpin yang biasanya harus diduduki oleh seorang laki-laki kini sudah bergeser dengan hadirnya posisi perempuan. Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh seorang perempuan sebagai Ibu Negara yang tak lain adalah Ibu Megawati Soekarno Putri. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa wanita mampu menjadi seorang pemimpin apalagi menjadi seorang Kepala Negara.

Terwujudnya peran wanita dalam berkesempatan memegang peranan sebagai kepemimpinan membawa dampak yang mengarah lebih baik bahwa permasalahan akan kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian antara perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama dalam mencapai sebuah peran kepemimpinan. Perempuan mampu memberikan suara dalam berpartisipasi dan control sosial pembangunan Negara yang lebih baik. 

Status dan peranan kaum wanita saat ini telah diakui sebagai bagian dari kehidupan. Selain itu, eksistensi perempuan dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan akan berpengaruh pada pembangunan dan kemajuan Negara. 

Dengan demikian sudah sepatutnya tidak ada lagi persepsi bahwa kaum perempuan adalah kaum yang lemah dan tidak ada lagi diskriminasi hak-hak dengan kaum laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki hak dan peran yang sama dalam menjalankan kehidupan bersama.

Penulis Adalah Kristina Io
Program Studi Administrasi Publik
Semester 2 (dua) di Kampus 
Universitas Muhammadiyah Mataram dan Aktif di Organisasi PMKRI