Incinews.net
Sabtu, 22 Februari 2020, 10.29 WIB
Last Updated 2020-02-23T23:57:00Z
HeadlineOrganisasi

Kader HMI di Kampus Unram Dipukul dan Dicaci Maki, Wakil Rektor Diduga Provokator

Foto: Kader HMI Unram Saat diamankan Pihak Satpam. (O'im)

Mataram, incinews.net: Aksi yang dilakukan sejumla mahasiswa yang  merupakan kader Himpunam Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Transparansi (Mapetra) Universitas Mataram (Unram) diperlakukan tidak manusiawi oleh pihak satuan petugas penjaga keamanan Kampus (satpam). Tidak hanya itu, selain diseret dan dipukul mendapatkan cacian kata-kata Kotor (s*nd*l).

Aksi yang di Komandai Dwi Alan Ananami yang merupakan ketua Komisariat Lafran Pane Unram, merupakan Aksi Mimbar Bebas saat Wakil Prisiden RI KH. Ma'ruf Amin mengisi Kuliah Umum di kampus Unram, rabu kemarin (19/2/2020).

Massa aksi dalam tuntutanya menuntut perbaikan fasilitas kampus dan mempertanyakan kejelasan pembangunan Indomaret di belakang Rumah sakit Unram dan soal pemotongan uang Bidikmisi yang sekarang ditangani pihak Kepolisian.

"Namun, baru 15 menit setelah kita melakukan orasi, Satpam kampus datang menghampiri tanpa mendengar penjelasan dari kami, mereka langsung memukul mundur masa aksi serta mengambil paksa megaphone dan selebaran," sebut Afif selaku ketua Bidang PTKP Komisariat lafran Pane Unram, sekaligus salah satu korban pemukulan, jum'at (21/2/2020)

Saat kami ingin mundur, sambung ia, tiba-tiba salah seorang satpam mengatakan kata-kata yang tidak senonoh ( S*nd*l), sehingga memicu reaksi dari masa aksi, "salah seorang satpam pun menendang serta menjambak rambut saya dan teman saya dan membawa paksa kami masuk kedalam ruang rektorat," sebutnya.

Saat diseret masuk kedalam ruangan, kata afif, salah seorang menghadangnya ditengah jalan dengan mengabil gambar. Saya menduga ia merupakan karyawan biasa di rektorat. Tapi rupanya dia sampaikan sebagai wakil rektor IV sekaligus PLT Wakil Rektor III Unram.

"Saya hanya terdiam sambil dia mengambil gambar dengan hp miliknya, saat kepala serta tangan saya di ringkus oleh satpam layaknya teroris,"ungkapnya.

Selain itu, pejabat tinggi di Kampus Unram itu, Afif menjelaskan, dia (wakil rektor 4,red) dengan arogansinya mengatakan dihadapan media akan laporkan aksi ini kepada pihak orang tua  dan diancam akan keluarkan dari kampus unram. "Sebagai Wr 4 Unram, tidaklah etis kata-kata tersebut diucapkan depan orang banyak, apalagi para media nasional hadir saat itu,"paparnya.

Menurut ia, wakil rektor 4 seharusnya menjadi Pengayom mahasiswa malah menambah provokasi para satpam, dengan melakukan tindakan bodohnya dan mengeluarkan kata-kata kasar, sembari dia memfoto satu persatu massa aksi.

Saat itu, Seharusnya kami dihadapi dengan kepala dingin, malah dia merespon nya secara tidak etis. Dengan lantang nya di mengakukan dirinya di hadapan mahasiswa dan media."Saya Calon Wr 3 Unram yang akan menggantikan H. Natsir, kalian akan berurusan dengan saya,"terangnya.

Aksi pemukulan yang dilalukan Satpam Unram terhadap massa aksi rupanya diduga dibiarkan begitu saja oleh wakil rektor Unram IV. 

"Kami dilihat dan dibiarkan saja kami dicekik serta dipukuli oleh satpam, tanpa berusaha mencoba mendinginkan suasana, atau berusaha melerainya, kamikan anak didiknya, binatang buas srigala bagaimanapun buasnya tidak pernah dia melukai anaknya sendiri kayak wakil rektor IV, yang katanya PLT WR III,"sesalnya.

"Sekiranya kami telah tau, bahwa Unram kampus termashur di NTB teryata memelihara para Jongos-Jongos berdasi yang siap dipasang,"tambahnya. 

Untuk menindaklanjuti aksi pemukulan dan Profokator yang diduga rektor IV Unram, kamis (20/2/2020) dan sejumlah tutuntutan sebelelumbya, sejumlah mahasiswa kembali menggelar aksi, dengan menamakan dirinya, Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPK), salah satu point tuntutanya agar rektor mengusut tuntas kasus tindakan represif oknum satpam terhadap mahasiswa dan mencopotnya

Rektor Unram yang diwakili WR II Unram  menemui mahasiswa mengatakan,  sepakat tidak boleh terjadi tindakan pemukulan terhadap mahasiswa. "Kami tidak setuju dengan tindakan represif dilingkungan kampus," kata Dr. Kurniawan, SH.M.Hum.

Terkait pemukulan yang dialami mahasiswa saat menggelar aksi sebelumnya oleh pihak satpam, pihaknya akan melakukan pendalaman, "kami terlebih dahulu akan mendalami sebelum menentukan keputusan, terkait sanksi yang akan diberikan," ungkapnya.

Sementara, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unram Muhamad Al Fajar katakan, Kata-kata "Anak-anak yang kurang kerjaan" tidak pantas diucapkan dan keluar dari mulut pejabat birokrasi kampus sebagai suatu tanggapan terhadap masalah yang terjadi. Apalagi mahasiswa sedang menyampaikan aspirasi terhadap polemik dan problematika keadaan kampus UNRAM yang sampai hari ini dirasa sedang tidak baik-baik saja.

"Lebih miris lagi ketika hal tersebut disambut dan dihadang dengan tindakan represifitas yang dilakukan oleh satpam unram, telah menciderai nilai-nilai moral dan demokrasi dilingkungan kampus,"ungkap Fajar, selain ketua DPM merupakan sKader HMI Komisariat Hukum Unram, sabtu, (22/2/2020)

Tidak hanya itu, ia menilai akhir-akhir ini ternyata oknum dan pejabat kampus Unram sangat krisis dengan cara menyikapi persoalan yang sedang terjadi, sehinga yang dipilih adalah cara kekerasan yang memperlihatkan adanya praktek premanisme yang terjadi di lingkungan kampus. 

"Tindakan kebiadaban yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tentu sangat menggores luka di hati. Masalah tidak akan selesai sampai disini, rasa kemanusiaanlah yang memanggil kita untuk menyelesaikan dan mengusut tuntas persoalan tersebut," tegasnya.

Terpisah, Ketua Jaringan Aktifis Milenial  lewat akun Facebooknya mengatakan, Rektor Unram segera copot WR IV dari jabatannya. "Ada dugaan bahwa otak dibalik tindakan Satpam Unram yg menyebabkan beberapa mahasiswa terluka kemarin adalah Wakil Rektor IV yang juga sebagai PLT dari WR III. Besok ribuan mahasiswa Unram akan hadir di depan Rektorat!!!,"kata Abdul Jamil. (red)