Incinews.net
Sabtu, 15 Februari 2020, 20.45 WIB
Last Updated 2020-02-16T15:32:25Z
HeadlineOrganisasi

HMI Desak Kapolda NTB Jangan Hanya Berani Grebek Metzo, Biar Adil Semua Club Malam Disisir

Foto: Suasan di Club Malam Senggigi (ist/O'im)

Mataram, incinews.net: Sepekan yang lalu publik di gemparkan dengan kasus penggerbekan terhadap penari striptis atau tanpa busana di kafe Metzo Executive Club dan Karaoke Senggigi, Lombok Barat (Lobar).
Pelaku yang di amankan Polisi saat penggerebekan itu, yakni YM (35) asal Cilegon, Jawa Barat dan SM (23) asal Kabupaten Serang, Banten. Keduanya diduga PS pelayan pelanggan.


Selain itu, polisi juga mengamankan Papi DA (43) asal Cilegon, Banten. Saat ini ketiganya bersama barang bukti (BB) uang tunai Rp 6,4 juta  telah diamankan di Mapolda NTB.

Sewalaupun menurut pengakuan kedua pelaku  Patner Song (PS) itu memang secara sengaja atau nekat mempertontonkan kemolekan tubuhnya melalui tarian tak berbusana, juga atas dasar inisiatif sendiri. Diduga mereka lakukan tarian senonoh itu kepada para pelanggan, karena kebutuhan terdesak dengan tarif 3 juta.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram, melalui Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD), M. Arif mengatakan pertunjukan tarian tanpa busana itu tentu merusak moral publik, juga merusak iklim pariwisata NTB. Sisi lain, memang itu amat sangat bertentangan dengan kampanye wisata halal tourism.

"Ini tentu merusak moral publik masyarakat kita, selain itu kita sudah tahu bahwa NTB sering mengkampanyengkan wisata halal tourism. Inikan tidak sejalan dengan konsep yang tawarkan pemerintah daerah,"cetus, Kabid PPD HMI Cabang Mataram, Sabtu (15/2/2020).

Selanjutnya, dia meminta Kapolda NTB, di bawah kepemimpinan Irjen Pol Tomsi Tohir tidak hanya berani menyisir Kafe Metzo Lobar saja, tetapi seluruh Club malam di wilayah NTB yang terindikasi menyediakan tempat maksiat sepertinya harus di tindak tegas, demi menjaga nama baik daerah ini. Termasuk di Kota Mataram sebagai corong ibu Kota Provinsi harus mulai dilakukan penggerebekan. 

"Di NTB atau khususnya Kota Mataram harus di selidiki. Misal seperti kafe yang terdikasi menyediakan tempat maksiat. Hanya dengan membongkar ini, kita akan lebih baik dalam mencermingkan wajah daerah dengan konsep wisata halal tourism yang kita kenal ramah, bersahabat, terbuka dan jauh dari perilaku asusila,"harapnya. (inc)