Incinews.net
Minggu, 13 Agustus 2023, 17.12 WIB
Last Updated 2023-08-30T04:04:02Z
EkonomiMataramNTBNTBgemilangPemerintahanPertanian

Hadapi Ancaman El Nino, NTB Jadi Andalan Ketahanan Pangan Indonesia Timur

Foto: Menteri Pertanian RI Saat kunjungan Kerja di Kota Mataram.


INSAN CITA (inciNews.net) MATARAM -

Fenomena EI Nino, yang merupakan pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya di Samudera Pasifik bagian tengah, telah menyebabkan penurunan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Sumatera bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan. Dampak dari fenomena itu bisa mengakibatkan ketersediaan pangan, terutama beras.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Republik Indonesia, H Syahrul Yasin Limpo saat melakukan kunjungan kerja di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Pada hari Sabtu (12/08/2023). 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan dan menginisiasi Gerakan Nasional Penanganan Dampak El Nino. 

Syahrul mengungkapkan Kementerian Pertanian memilih Provinsi NTB menjadi penyangga utama ketersediaan pangan mengantisipasi dampak kekeringan (cuaca panas) El Nino, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur.

"Hari ini saya bersama bapak Gubernur NTB, wali kota, bupati, dan jajaran dinas berupaya mengkondisikan kesiapan NTB menjadi salah satu provinsi yang akan menyanggah kawasan Timur, khususnya untuk ketersediaan pangan beras dalam menghadapi kontraksi El Nino," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, Provinsi NTB merupakan salah satu wilayah subur yang memiliki tingkat produktivitas tinggi. Karena itu, dia ingin NTB menyuplai kebutuhan beras bagi masyarakat luas di seluruh Indonesia. Ia mendorong para petani bersedia melakukan percepatan tanam saat air masih tersedia dengan baik.

"Bapak ibu, NTB harus berkontribusi bagi kepentingan nasional karena ancaman El Nino dalam peta sudah berwarna hitam, cokelat, dan merah. Tapi NTB masih ketemu air untuk tanam. Karena itu, percepatan harus dikawal bersama untuk mempersiapkan penanaman 500 ribu hektare sesuai perintah bapak presiden," katanya.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Lesehan Prima Rasa, Mataram, Beliau menyadari ancaman fenomena el nino tersebut, dan perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk menghadapi dampak El Nino. 

Menteri Pertanian juga mengumumkan bahwa Presiden telah memerintahkan Kementerian Pertanian untuk mempersiapkan lahan seluas 500 ribu hektar, dengan NTB menjadi salah satu daerah penyangga dari enam provinsi yang ditunjuk. Hal ini dikarenakan NTB telah teruji dalam produktivitas berasnya dan memiliki potensi untuk berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan nasional. 

"NTB mungkin sudah selesai dengan kepentingan beras secara lokal, tapi NTB harus berkontribusi kepada kepentingan nasional," tuturnya kembali. 

Kegiatan kunjungan kerja ini dimulai dengan penanaman padi bersama dengan para petani, sebagai simbol kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat pertanian. Selanjutnya, dilakukan praktek pembuatan pupuk organik Bio Kasa yang terbuat dari bahan alami, seperti rerumputan yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. 

"Pupuk organik ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan, menggantikan pupuk kimia yang mahal,"sambungnya.

Selain memberikan bantuan V benih seberat 1,25 ton kepada para petani, serta pemberian bantuan pendanaan KUR Mikro BRI sebesar 100 juta Rupiah, sebagai langkah konkret dalam mendukung sektor pertanian di tengah tantangan El Nino, kunjungan kerja kali ini menandai komitmen pemerintah dalam mengatasi dampak El Nino dan menjaga ketersediaan pangan nasional.

Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, petani, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan perubahan iklim ini dengan 
lebih tangguh dan berkelanjutan. 

Di tempat yang sama Walikota Mataram H. Mohan Roliskana merespon cepat sesuai apa yang diinginkan Menteri pertanian dalam Kunjungannya Ke NTB.

“Saya sudah sampaikan ke kadis pertanian apa yang sudah disampaikan tadi agar segera ditindak lanjuti,”ujarnya

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa gerakan nasional penanganan Elnino di NTB ini difokuskan pada lahan potensial untuk meningkatkan indek pertanaman dengan menggunakan padi genjah dan tahan kekeringan.

Apalagi, selama ini, NTB merupakan daerah bumi gora atau bumi gogo rancah dimana penanaman padi mereka dilakukan juga di lahan kering. Terkait hal ini, pemerintah mendorong budidaya tumpangsari dan pertanian terpadu. Suwandi berharap, melalui cara itu petani bisa melakukan efisiensi biaya dan menggunakan input dari bahan organik dan alami sehingga ramah lingkungan.

"Tadi Bapak Menteri memimpin langsung pembuatan biosaka dan diikuti oleh berbagai pihak cukup meriah. Biosaka ini adalah hal yang baru, bukan pupuk dan bukan pestisida, tetapi elisitor yang bermanfaat bagi lahan dan pertanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Diharapkan biosaka ini segera menyebar ke seluruh petani dan dipraktekkan untuk menikmati manfaatnya," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian NTB, Muhammad Taufik Hidayat menyampaikan terimakasih atas perhatian jajaran Kementan dalam mengantisipasi el nino di NTB. Salah satunya melalui dukungan benih unggul dan pendampingan petani secara masif. 

"Saya berterimakasih karena kementan terus mendampingi petani NTB dalam berproduksi disaat cuaca ektrem el nino. Dengan gerakan nasional ini semoga NTB bisa melewati el nino secara baik" katanya.

Dan pada kunjungan kali ini Menteri Pertanian, Dr H Syahrul Yasin Limpo, MSi dengan didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah, SE, MSc mengunjungi pengolahan sorgum NTB.