Incinews.net
Rabu, 13 November 2019, 20.22 WIB
Last Updated 2019-11-13T12:22:55Z
HeadlineKesehatan

Desa di Lombok Utara Anggarkan 1,2 Miliar Untuk Kesehatan Warganya


Lombok Utara,Incinews.Net- Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, kabupaten Lombok Utara (KLU) menganggarkan Rp 1,2 miliar untuk pelayanan kesehatan. Pada tahun 2017, desa ini menganggarkan 217 juta pada sector kesehatan.

“Hampir setengahnya anggaran desa kami gunakan untuk pelayanan kesehatan. Prinsip kami, semua warga disehatkan dulu nanti (sector) yang lain menyusul”, terang Kepala Desa Sigar Penjalin, Saiful Bahri.

Hasilnya, Saiful mengklaim menurut data BKKBN NTB, sejak pelayanan kesehatan di desanya mulai “direvitalisasi” pada Oktober 2017, dalam dua tahun terakhir berhasil menekan angka stunting dari 330 kasus se KLU menjadi hanya 30 kasus. Sebabnya, keberhasilan Desa Sigar Penjalin yang awalnya sebagai Kampung KB kini menjadi percontohan bagi desa lain di KLU untuk pelayanan kesehatan.

Dijelaskan Saiful, salah satu dusun yakni dusun Sira terpilih menjadi Kampung KB oleh pemerintah propinsi. Hal ini karena rendahnya minat masyarakat mengikuti program keluarga berencana dan tingginya angka keluarga kurang sejahtera yang mencapai 50 persen jumlah KK disana. Rupanya, banyak masalah kesehatan lain yang timbul dari kondisi masyarakat seperti itu.
Dana sebesar itu, kata Saiful disepakati seluruh warga melihat kemajuan program Kampung KB yang kemudian dilanjutkan dengan meningkatkan pelayanan lain seperti membiayai Bale Posyandu dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kesehatan seperti perpustakaan dusun untuk pengetahuan dan PAUD percontohan yang peserta belajarnya didukung penuh oleh desa dalam hal kesehatan.

Selain itu untuk membiayai kegiatan operasional pendukung kesehatan seperti gaji kader Posyandu yang berjumlah sembilan orang, kegiatan dokter desa dan kelompok kerja Kampung KB yang berperan besar memetakan prioritas anggaran untuk kesehatan warga. Melalui kelompok kegiatannya, banyak kegiatan kesehatan yang berhasil mengajak warga untuk mulai meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.

Ketua Kelompok Kerja Kampung KB Desa Sigar Penjalin, Muzayyin mengakui, prioritas kesehatan ini menjadi fokusnya karena melihat pentingnya kesehatan sebagai dasar membangun masyarakat. Dari sejumlah kelompok kegiatan, ia masih dapat berharap dukungan dari dana social beberapa penyedia tempat wisata seperti villa dan lapangan golf yang rutin memberikan kontribusi untuk kegiatan lain seperti infrastruktur desa maupun ekonomi.

“Alhamdulillah, Kades kami mendukung penuh prioritas kesehatan sebagai kegiatan membangun warga. Setiap musyawarah desa kami selalu menawarkan kegiatan untuk kesehatan ini karena kebutuhan sebagian besar masyarakat. Banyak juga kegiatan lain seperti pembuatan talud dan termasuk rehab rekon pasca  gempa yang bisa diaolkasikan dari CSR pengelola tempat wisata selain dana intervensi kementerian dan swasta yang banyak diterima desa”, urai Muzayyin.

Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si mengapresiasi kerja stakeholder Desa Sigar Penjalin dalam mensukseskan program kesehatan. Sebagai empat besar nasional dalam pengelolaan Kampung KB, Desa Sigar Penjalin termasuk memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan Kampung KB. Dari 243 Kampung KB se NTB, hasil evaluasi lapangan memperlihatkan perkembangan sangat baik dari Desa Sigar Penjalin. Apalagi jika dikaitkan dengan program NTB Gemilang dan program nasional dalam hal sumber daya manusia. “Kalau masyarakat sehat baru bisa melakukan sesuatu dan berinovasi dengan kreatif untuk hal hal di bidang lain. BKKBN NTB mengakui keberpihakan kepala desa Sigar Penjalin terutama dalam alokasi anggaran ADD ataupun DD. Begitupula dengan kelompok masyarakat yang juga terlibat agar kesehatan dapat terwujud di desa ini. Termasuk dr Solihin yang sudah dua tahun disini memastikan derajat kesehatan masyarakat naik. Karena kesehatan tidak hanya tentang berobat dan ke puskesmas atau rumah sakit tapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia desa Sigar Penjalin”, ujar Makripuddin.

Senada dengan itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencan (DP3A2KB) NTB. Ir. Andi Pramaria, M. Si mengatakan, tiga hal pokok yang menjadi ukuran kualitas manusia adalah kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Ia menyebut, Indeks Pembangunan Manusia NTB yang sekarang masih di urutan 29 dari 33 propinsi, factor terbesar penyebabnya adalah di sector kesehatan. Dua bidang lainnya telah mampu mendongkrak IPM NTB. Tidak hanya soal capaian tapi juga kualitas manusia yang dihasilkan dari pembangunan tiga factor tersebut.
Untuk itu, sector kesehatan harus terus ditingkatkan”, jelas Andi. (inc)