Incinews.net
Rabu, 20 Maret 2019, 08.41 WIB
Last Updated 2019-03-20T00:41:53Z
DikporaDompu

Pembinaan Pendidikan Keluarga, Solusi Cegah Kasus Bunuh Diri di Hu,u

Sekretaris Pokja Pembinaan Pendidikan Keluarga,
 Dikpora Dompu, M Yusuf, M. Pd.

Dompu,incinews.Net - Sebanyak 6 kasus percobaan bunuh diri dengan cara menenggak racun serangga terjadi di Kecamatan Huu, Kabupaten Dompu.

Kejadian itu terjadi selama rentang waktu awal Januari hingga bulan Maret tahun 2019 ini. Dari 6 kasus itu, 4 orang dinyatakan meninggal dunia dan 2 orang lainya terselamatkan.

Upaya meminimalisir kasus percobaan bunuh diri yang rata-rata dilakukan anak-anak sekolah itu, Dinas Dikpora Kabupaten Dompu akan menjalankan program pembinaan pendidikan keluarga pada sekolah tingkatan SMP, SMA dan SMK di Kecamatan Huu.

Sekretaris Kelompok Kerja (Pokja) Pembinaan Pendidikan Keluarga, Dikpora Dompu, M Yusuf, M. Pd., menyebutkan bahwa pokja itu baru terbentuk tahun ini. Namun di tahun 2018 lalu sudah melakukan Bimtek awal dengan Kepala-kepala sekolah, pengawas, kelapa UPT dan Kepala Desa se Kecamatan Huu.

"Kelompok kerja yang sudah terbentuk ini bekerja untuk lebih mendekatkan lagi antara orang tua, siswa dan pihak sekolah. Selain itu juga untuk memberikan pendampingan dan supervisi pendidikan dalam meningkatkan keterlibatan keluarga dan masyarakat dengan satuan pendidikan," cetus M Yusuf, Selasa (19/03/2019).

Dikatakannya, dalam hal menyekolahkan anak, orang tua tidak bisa serta merta menyalahkan guru ketika ada sesuatu yang salah dalam pendidikan anak, begitu pula sebaliknya. Orang tua maupun guru merupakan orang yang berperan penting dalam pendidikan anak.

Selama ini banyak terjadi kesalahan terkait hubungan antara orang tua dan anak dalam hal pendidikan. Terkadang orang tua tidak mampu memahami perkembangan psikologis anak. Akibatnya, anak susah dikendalikan, minum-minuman beralkohol hingga berujung pada aksi bunuh diri minum racun.

"Artinya belum ada dukungan sacara psikologis dari orang tuanya. Orang tua harus mampu memahami perkembangan psikologis anaknya. Harusnya sekolah juga mengajak agar diberikan pemahaman tentang prilaku anak terutama oleh guru bimbingan konseling," jelasnya. 

Lebih jauh dijelaskannya, akhir-akhir ini ia sering mendapatkan informasi dari warga dan guru-guru SMP, SMA/SMK di Kecamatan Huu. Dimana anak-anak sekolah masuk ruangan belajar dalam kondisi mabuk beralkohol. Sehingga saat proses pembelajaran susah dikendalikan guru.

"Hal ini sudah menjadi sesuatu yang kerap dikeluhkan oleh guru dan masyarakat. Jadi susah mengajar karena pengaruh alkohol. Kejadian bunuh diri ini mirip-mirip seperti itu, tidak pulang kerumah, dimarahi orang tua lalu minum racun," katanya.

Program pembinaan pendidikan keluarga yang dicanangkan Dikpora itu paling tidak ada paguyuban keluarga di kelas. Guru atau wali kelas paling tidak saling menukar nomor handphone dengan wali murid. Tujuannya agar mereka bisa saling menyampaikan informasi terhadap anak yang tidak masuk sekolah atau sakit kepada guru.

"Sekarang tidak nyambung sekolah dengan orang tua. Disepanjang jalan saat jam belajar banyak siswa ditemukan keluyuran diluar sekolah. Artinya ada miskomunikasi antara sekolah dan orang tua," paparnya.

Katanya, sekolah binaan akan menerepakan program tersebut, selain itu ada paguyuban keluarga dan pentas seni. Anak-anak yang punya karya ditampilkan di sekolah dan dipamerkan saat kegiatan ekstra kurikuler maupun saat pembagian rapor dengan menghadirkan orang tua. Tujuannya untuk membangkitkan semangat belajar siswa serta untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif dari siswa.

"Orang tua harus dilibatkan agar komunikasi dengan sekolah tetap lancar. Sehingga setiap persoalan yang dihadapi siswa bisa diatasi bersama," tutupnya. (inc)