Bima, Incinews,Net- Direktur Yayasan YISA Ambalawi Mbojo dengan dukungan YAPPIKA Actionaid menandatangani nota kesepahaman (Momenrandum of Understanding/ MoU) dengan Bupati Bima, Ady Mahyudi tentang program Sekolah Aman di wilayah Kabupaten Bima, Senin (19/5/2025).
Penandatanganan yang digelar di ruang rapat Bupati Bima itu turut disaksikan Kepala Asisten I Setda Kabupaten Bima, Fathullah S.Pd, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima, Zunaidin MM serta delapan kepala sekolah sasaran program Sekolah Aman dari dua kecamatan di Kabupaten Bima.
District Coordinator Yayasan YISA Ambalawi, Hersan Hadi, mengatakan, Yayasan YISA Ambalawi dengan dukungan YAPPIKA Actionaid melaksanakan program Sekolah Aman di dua kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu Kecamatan Soromandi dan Kecamatan Wera. Sasaran program tersebut, pendampingan terhadap delapan sekolah di wilayah tersebut.
Sebanyak delapan sekolah sasaran program Sekolah Aman pendampingan Yayasan YISA Ambalawi dengan dukungan YAPPIKA Actionad, yaitu SDN Inpres Lewintana, SDN Teh, SDN Sowa dan SDN Inpres Sai di Kecamatan Soromandi. Kemudian SDN Wora, SDN Inpres Sangiang Pulau, SDN Inpres Bala, dan SDN Inpres Ntoke di Kecamatan Wera.
Selain di NTB Sekolah Aman ini juga ada di Kupang NTT, Sumba Barat, Sumba Timur NTT, Bogor Jawa Barat, Serang Banten, dan Sambas Kalimantan Barat. Hersan juga menjelaskan, maksud Sekolah Aman, yaitu aman dari ancaman ruang kelas roboh (infrastruktur yang baik), aman dari pembelajaran yang buruk (pembelajaran yang berkualitas), aman dari kecelakaan karena bencana, aman dari kekerasan dan pelecehan seksual serta aman dari gizi buruk.
Ia memaparkan situasi literasi sekolah dasar di delapan lokasi program Sekolah Aman di Kabupaten Bima. Dari 435 siswa kelas 3, kelas 4 dan kelas 5 yang diriset, sebanyak 83 siswa (19,08 %) masuk kategori literasi baik atau level 5. Kemudian 198 siswa (45,52%) masuk kategori literasi sedang atau level 3-4. Sebanyak 154 siswa (35,40 %) masuk kategori literasi kurang atau level 1-2.
Tak berbeda jauh dari kondisi literasi, jelas Hersan, situasi numerasi sekolah dasar dari delapan lokasi riset, juga menunjukan kondisi tidak baik saja. Dari 435 siswa kelas 3, kelas 4 dan kelas 5 yang diriset, sebanyak 82 siswa (18,85%) masuk kategori baik atau level 5, sedangkan 185 siswa (42,53%) masuk dalam kategori sedang atau level 3-4. Sementara 168 siswa (38,62%) masuk kategori kurang atau level 1-2.
Kondisi lapangan (profil) delapan sekolah dasar binaan Yayasan YISA Ambalawi atas dukungan YAPPIKA Actionadi. SDN Inpres Lewintana Kecamatan Soromandi misalnya, jumlah siswanya 65 orang yang terdiri dari 35 laki-laki dan 30 perempuan. Jumlah guru ASN ditambah operator dan guru honorer 40 orang. Jumlah tersebut hampir sama dengan total jumlah siswa. Padahal idealnya rasio satu guru berbanding 10 siswa.
Menurut Hersan, dengan kondisi jumlah guru yang banyak, siswa di sekolah tersebut seharusnya seluruhnya tidak lagi memiliki masalah literasi atau sudah bisa membaca. Pada aspek fisik, kegiatan belajar mengajar di SDN Inpres Lewintana tidak didukung infrastruktur yang 100 persen memadai. Sebanyak enam ruang kelas di SDN Inpres Lewintana kondisi plafon ruangan bolong dan terlepas. Sementara ruang kepala sekolah digabung dengan perpustakaan dan ruang guru.
“Kondisi WC sekolah rusak berat atau tidak ada WC. Siswa di sekolah ini BAB di tempat warga,” ujar Hersan.
Sementara itu, kondisi tujuh sekolah lain juga tidak jauh berbeda, baik dari sisi fisik bangunan yang rusak dan kondisi literasi-numerasi.
Hersan memaparkan, untuk mewujudkan Sekolah Aman pada delapan sekolah dasar pendampingan tersebut, Yayasan YISA Ambalawi atas dukungan YAPPIKA Actionaid menyalurkan sejumlah bantuan, yaitu 800 Majalah Bobo, 1.600 buku cerita anak, 600 buku membaca dan berhitung anak, 1.536 buku anak Cerita Rakyat Nusantara, 1.920 paket buku anak lancar membaca tanpa mengeja, 40 kotak kotak belajar mainan kayu mengeja suku kata, dan 80 sempoa alat hitung 17 tiang.
Selain itu, memberikan dukungan sebagai bentuk respon langsung atas siswa terdampak bencana banjir pada bulan Februari 2025 di Kecamatan Wera Kabupaten Bima, yaitu 61 pasang seragam SD dan SMP, 61 pasang sepatu sekolah untuk siswa SD dan SMP, 61 rangsel sekolah untuk siswa SD dan SMP, 61 pak buku tulis isi 10 buku, 26 pasang kaos kaki SD dan SMP, 32 jilbab SD dan SMP, 72 bolpoin, 72 pensil, dan 72 penghapus (stip).
Kemudian dukungan lain untuk sekolah dasar sasaran program Sekolah Aman di Kabupaten Bima, Pembentukan Komunitas Sekolah. Sebanyak 120 anggotanya dari 8 Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, komite sekolah, pemerintah desa dan orang tua siswa, yang tugasnya membantu siswa dalam belajar membaca dan menulis di lingkungan masyarakat dilakukan berkelompok baik itu di rumah warga, di pondok baca, dibawah pohon ataupun di Sekolah. Ini sudah berjalan selama dua bulan dan sudah membuahkan hasil meningkatnya literasi dan Numerasi siswa.
Tidak saja membentuk Komunitas Sekolah, selama pendampingan program Sekolah Aman, Yayasan YISA Ambalawi yang didukung YAPPIKA Actionaid juga meningkatkan kapasitas guru tentang literasi melalui pelatihan dan menghasilkan 80 guru terlatih. “Sebanyak 60 guru melakukan inovasi setelah menerima pelatihan literasi,” jelas Hersan.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Bima, Ady Mahyudi mengatakan, pada prinsipnya pemerintah daerah yang dipimpinnya mendukung penuh kegiatan pendampingan terhadap sekolah sasaran program Sekolah Aman di Kabupaten Bima.
“Ini luar biasa pendampingan yang diberikan Yayasan YISA Ambalawi dan YAPPIKA. Apalagi hari ini hadir kepala sekolah dampingan yang turut mendampingi,” ujar Bupati Bima.
Bupati Bima juga menyinggung bahwa District Coordinator Yayasan YISA Ambalawi, Hersan Hadi adalah teman akrabnya sejak masa kecil saat duduk satu bangku di sekolah dasar yang sama di Kota Bima. Selama ini dirinya tidak pernah putus berkomunikasi dengan teman sekolahnya tersebut.
“Pada prinsipnya Pemkab Bima sangat wellcome menerima dengan baik. Apa yang menjadi kondisi ril, memang masih jauh panggang dari api,” ujarnya.
Ia mengisyaratkan, secara bertahap sejumlah sekolah yang infrastrukturnya rusak dan bermasalah tentang literasi dan numerasi akan dibenahi oleh pemerintah daerah. Menurutnya, salah satu opsi yang memungkinkan di antaranya dukungan block grand untuk mengatasi masalah fisik ruang kelas dan masalah WC sekolah.
Diakui Bupati Bima, penataan dan pembenahan fisik sekolah agar menjadi Sekolah Aman adalah tanggung jawab pemerintah daerah. “Insya Allah step by step kita akan benahi lebih baik lagi menjadi sekolah yang aman. Terima kasih atas kehadiran para kepala sekolah. Jangan patah semangat memberikan yang terbaik,” harap Bupati Bima.
Bupati Bima juga mengisyaratkan siap hadir jika diundang meninjau dan mengetes langsung kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran yang didampingi program Sekolah Aman dari Yayasan YISA Ambalawi atas dukungan YAPPIKA Actionaid.
Kegiatan pemaparan tentang program Sekolah Aman di Kabupaten Bima dan progresnya diakhiri penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Direktur Yayasan YISA Ambalawi, Junaidin Yusuf, Bupati Bima, Ady Mahyudi dan Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, Zunaidin. Kemudian dilanjutkan foto bersama.