Incinews.net
Kamis, 16 April 2020, 01.21 WIB
Last Updated 2020-04-15T23:40:20Z
HeadlineKesehatan

Kadis Kesehatan NTB Tegaskan 3 Tahap Skenario Covid-19 di NTB

Foto: Dari Depan Gambar kadis Kominfotik NTB, Kadis Kesehatan, Humas. (ist/O'im)

Mataram, incinews.net: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB telah menegaskan bahwa ada 3 (Tiga) Tahap Skenario Covid-19 di NTB. Pertama, Tahap Pra Paparan (Januari - Februari). Kedua, Tahapan Transmisi Awal mulai 16 Maret 2020 sejak ditemukannya Pasien 01 Copid19. Dan Ketiga adalah Tahap Epidemi yaitu pada saat ada kasus yang tidak bisa ditemukan tracingnya dengan cluster yang ada. 

Kalau ada pertanyaan dari cluster mana Pasien 27 maka saat ini sedang dilakukan kontak tracing dan sangat besar kemungkinannya bersentuhan dengan claster makassar. Sehingga bisa dikatakan bahwa sampai saat ini NTB masih berada pada Tahap Kedua Skenario Penanganan Covid19 di NTB. 

Kita bersyukur bahwa Rapid Test kini bisa dilakukan di NTB dan cepat kita mengetahui hasilnya. Penerapan rapid test atau tes cepat yang diberlakukan Pemprov NTB dalam menangani penyebaran wabah Covid-19 dinilai merupakan kebijakan yang tepat. Negara-negara yang sukses memerangi Covid-19 juga memulai langkah penanganannya dengan kebijakan semacam ini.

Lewat tes cepat, proses deteksi dini warga yang mengidap Covid-19 akan semakin mudah dilakukan. Memang, akselerasi melalui tes cepat ini menghasilkan penambahan data pasien positif dalam jumlah yang dramatis.

Namun, hal ini tentu saja lebih baik ketimbang membiarkan warga yang tak terdeteksi bebas berinteraksi tanpa diketahui rekan berinteraksinya.

Pandangan itu itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH, Rabu, 15 April 2020.

“Upaya deteksi dini adalah langkah awal yang harus ditempuh untuk menghadapi Covid-19. Semakin banyak yang terdeteksi, semakin baik. Ketimbang mereka membawa virus dan bebas di luar sana, mana yang lebih baik?” ujar Nurhandini.

Upaya deteksi dini secara massal memang menjadi resep yang ditempuh oleh negara yang sukses dalam penanganan Covid-19. Misalnya, Korea Selatan yang sukses melalui skema tes cepat mereka. Berkat tes cepat, Korsel memang mencatatkan jumlah pasien positif yang sangat besar setelah China. Namun, perkembangan ini terbukti membawa hasil menggembirakan karena Korsel berhasil meminimalisir potensi penularan dan kasus baru.

Penularan dan kasus baru terjadi karena orang yang membawa virus dibiarkan bebas berinteraksi dengan warga yang belum tertular. Ketika semakin banyak warga teridentifikasi, maka potensi penularan itu tentu akan bisa lebih diminimalisir.

“Jadi, dengan adanya rapid tes, kita memperkirakan akan terjadi lonjakan jumlah pasien positif, atau untuk sementara, pasien reaktif. Tapi ini jangan dipandang sebagai hal yang buruk dan membuat panik. Justru, ini adalah perkembangan positif. Karena kita telah memulai langkah yang benar,” tegas Nurhandini Eka Dewi. 

"Ayo tetap jaga kesehatan. Terapkan pola hidup bersih dan sehat, tetap jaga jarak, pakai masker, berolahraga dan tetap saling memberikan semangat serta doa untuk kita semua memerangi Covid19,"tutupnya. (red)