Incinews.net
Senin, 27 Januari 2020, 15.25 WIB
Last Updated 2020-01-27T09:31:19Z
HeadlinePemerintah

DLHK NTB: Kereta Gantung Rinjani Tidak Rusak Pohon, GM UNESCO: Jangan Sampai Bunuh Ekonomi Warga

Foto: Suasana Diskusi di Warung Kopi Ta, Kota Mataram, Minggu 26 januari 2020 (ist/Boim)


Mataram, incinews.net, Rencana pemerintah daerah Provinsi Nusa Tengggara Barat (NTB) membuat kereta gantung di kawasan Rinjani menuai pro dan kontra ditengah masyarakat NTB terutama masyarakat Lombok.

Ditengah polemik yang ada, Ikatan Alumni Hasanudin Makassar (IKA UNHAS) NTB menginisiasi menggelar Forum Diskusi dengan mengangkat tema "Kereta Gantung Rinjani Dukung MotoGP 2020". 

Acara tersebut ikut dihadiri, Ir.Madani Mukarom, Back, F. M. Si, selaku kepala dinas lingkungan hidup dan kehutanan (LHK) NTB, H. Chairul Machsul, SH.MH selaku general manager UNESCO Global Geopark RL dan Kusnadi selaku ketua Ikatan Ahli Geologi  Indonesia (IAGI) NTB dan juga dihadiri oleh beberapa OKP dan komunitas pencinta alam serta Walhi NTB bertempat di Kedai kopi Ta' jl. Majapahit no. 212, kota Mataram. 

Dalam Kesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB menjelaskan, bahwa ide serta gagasan untuk membangun kereta gantung sudah pernah ada. Dalam suatu kesempatan yang tidak formal pernah diperbincangkan dengan bupati Lombok Tengah Tengah ketika sebagian hutan di gunung Rinjani masih di kelelola oleh pihak kabupaten. "Bahwa pembuatan kereta gantung ini tidak merusak pohon yang ada di gunung Rinjani," kata kata Ir.Madani Mukarom, Back, F. M. Si, minggu (26/1/2020) malam.

"Karena kereta ini, ketinggiannya 60 meter, sedangkan pohon yang dilewati ketinggiannya hanya sekitar 20-30 meter saja," tambahnya

Pemerintah NTB dalam pengambilan keputusan dinilai terlalu terburu-buru, dan terkesan mengesampingkan kepentingan sosial masyarakat dikawasan, "mestinya pemerintah sebelum mengambil kebijakan untuk membuat kereta Gantung di Rinjani, harus mempertimbangkan berbagai aspek baik itu ekonomi masyarakat, tata ruang, izin penggunaan ruang, untung rugi, juga amdalnya," kata H. Chairul Machsul, SH.MH selaku general manager UNESCO Global Geo park RL 

Sebab menurut ia, jangan sampai dengan adanya kereta gantung ini 'membunuh' ekonomi mereka-mereka yang menggantung hidup sama Rinjani sejak lama. "saya harap ekonomi masyarakat meningkat bukan sebaliknya membunuh ekomi warga sekitar," harapnya

Sementara, Kusnadi selaku ketua Ikatan Ahli Geologi  Indonesia (IAGI) NTB, mengatakan, dalam sudut pandang geologi, menurutnya ada tiga tantangan yang dihadapi kalau kereta gantung ini benar-benar direalisasikan oleh pemerintah. Ketiga hal tersebut meliputi bebatuan, struktur Geologi dan fisiologi.

"Bebatuan yang ada di gunung Rinjani tidak mudah untuk dibuat tiang-tiang peyanggah untuk kereta gantung,"tandasnya. 

Sebab lahar yang tebal dari hasil letusan gunung Rinjani, kata Kusnadi, itu tidak mudah untuk digali. Begitu juga dengan melihat struktur geologi dan kebencaananya. "Bahwa pulau Lombok sangat rawan dan rentan dengan gempa, begitu juga dengan aspek fisiografinya,"pungkasnya.

Hal senada juga disampaikam Akademisi Kehutanan Universitas Mataram menyampaikan bahwa, dalam Pembahasan mengenai rencana pemerintah Provinsi untuk membangun kereta gantung di gunung Rinjani ini harus menggunakan data, kajian-kajian yang mendalam. Karena menurutnya, kebijakan pemerintah Provinsi terkait rencana tersebut tentu telah mengakomodir masukan-masukan dari berbaik pihak. 

"Jangan asal jadi dan buat , biar kelihatan modern, pemerintah dalam memutuskan untuk membuat kereta gantung di gunung Rinjani ini harus menggunakan data, kajian-kajian yang mendalam," terang Budi Setiawan. (Inc)